"Keempat BUMN itu adalah perusahaan hasil privatisasi selama tahun 2005-2008, kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Senin.
Dalam data yang disampaikan kepada Komisi BUMN disebutkan prognosa dividen tahun 2008 PGN mencapai Rp582,97 miliar, BNI Rp458,16 miliar, Wijaya Karya Rp29,66 miliar, dan Jasa Marga Rp49 miliar.
Sedangkan kinerja PGN tahun ini diperkirakan bisa meraup penjualan Rp10,37 triliun dengan laba bersih Rp2,35 triliun. BNI direncanakan meraup penjualan Rp13,22 triliun dan laba bersih Rp1,2 triliun.
Sementara itu, prognosa keuangan perusahaan konstruksi Wijaya Karya tahun 2008 diperkirakan memperoleh penjualan Rp5,25 triliun dengan laba bersih Rp0,14 triliun.
Sedangkan operator jalan tol Jasa Marga diproyeksikan mendapat penjualan Rp2,87 miliar dan laba bersih Rp0,64 triliun.
Menurut Sofyan, hingga 30 Januari 2009, nilai kapitalisasi saham empat BUMN tersebut mencapai Rp69,89 triliun atau 6,52 persen dari total kapitalisasi Rp1.071.525 miliar.
Menneg BUMN, mengklaim program privatisasi terhadap BUMN utamanya melalui pola penjualan saham kepada publik (IPO) mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Namun pada tahun 2008 lalu, realisasi privatisasi BUMN melalui IPO tidak terlaksana karena kondisi pasar saham yang buruk.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Bila punya dana mumpung harga saham di pasar murah, beli kembali saham-saham BUMN tersebut oleh pemerintah....supaya semua devidennya masuk ke pemerintah...dan sahamnya tidak menjadi mainan spekulan di pasar...
Privatisasi hanya bermanfaat bagi pemilik perusahaan yang tidak punya modal/dana segar.
Pemilik yang memiliki modal/dana segar, sangat bodoh melakukan Privatisasi, karena devidennya dibagi kepada orang lain.
Nilai kapitalisasi saham di pasar mohon jangan dihitung, karena nilai tersebut adalah nilai semu... setiap saat berubah sesuai selera spekulan di pasar...