Mataram (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut (AL) menghentikan upaya pencarian nahkoda kapal tongkang "Naga Mas Perkasa", Teo Eng Jong (37), yang dinyatakan hilang ketika kapal yang dikemudikannya itu terbalik di perairan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (8/2) pekan lalu.

"Upaya pencarian korban kecelakaan kapal itu kami hentikan setelah tujuh hari pencarian di sekitar lokasi kapal terbalik namun tidak juga diketahui keberadaannya," kata Perwira Operasional (Paops) Pangkalan AL (Lanal) Mataram, Mayor Laut Ali, di Mataram, Senin.

Sesuai prosedur, kata Ali, upaya pencarian akan dilakukan lagi jika ada indikasi keberadaan korban kecelakaan kapal itu.

Ia mengatakan, semula berbagai pihak menduga nahkoda kapal itu terperangkap dalam kapal terbalik itu sehingga dilakukan penyelaman setelah dipastikan gelombang dan angin kencang sudah reda.

"Ternyata, nahkoda itu tidak ditemukan dalam kapal terbalik itu, juga tidak ditemukan di perairan sekitarnya," ujarnya.

Menurut Ali, sempat terdengar kabar bahwa jenasah pria yang ditemukan di perairan Calabai, Kabupaten Dompu, sekitar 30 mil dari lokasi kapal terbalik, oleh aparat Polairud setempat, Minggu (15/2) lalu, memiliki cici-ciri yang menyerupai nahkoda "Naga Mas Perkasa" itu.

Jenasah itu juga berkulit putih dan berambut lurus dengan tinggi badan sekitar 160 sentimeter, seperti ciri-ciri nahkoda kapal yang dinyatakan hilang.

"Setelah dikoordinasikan dengan awak kapal yang selamat dan pemilik kapal di Bali, nampaknya jenasah yang ditemukan di perairan Calabai itu bukan nahkoda yang hilang karena pakaiannya tidak sesuai," ujarnya.

Seperti diketahui, Nahkoda kapal tongkang "Naga Mas Perkasa" itu dinyatakan hilang ketika kapal yang dikemudikannya itu terbalik di perairan Sumbawa, sekitar 20 mil sebelah utara Pulau Keramat, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa.

Personil TNI Angkatan Laut (AL) di Pos AL Sumbawa, telah berupaya mengevakuasi kapal tongkang itu sejak Senin (9/2) lalu, namun baru berhasil mendekati kapal naas itu pada Jumat (13/2) karena gelombang tinggi disertai angin kencang.

Kapal tongkang itu diawaki oleh 13 orang termasuk nahkodanya, namun nahkoda kapal itu dinyatakan hilang setelah 12 orang awak kapal itu berhasil menyelamatkan diri dengan cara berenang ke tepian Pulau Keramat itu.

Kapal tongkang berukuran panjang sekitar 20 meter dan lebar 6 meter dan dipergunakan untuk menangkap ikan tuna.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009