Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Selasa, saat berkunjung ke Jepang, berbicara mengenai "keseimbangan dan harmoni" dalam kebijakan luar negeri AS, yang menegaskan satu perbedaan implisit dengan pemerintahan mantan presiden George W. Bush yang main terabas itu.

Clinton memulai hari pertama lawatan penuhnya ke Asia dengan mengunjungi Kuil Meiji di Tokyo, dimana dia turut dalam upacara penyucian kuil Shinto yang didedikasikan untuk Kaisar Meiji  yang dianggap Bapak Jepang Modern itu.

Dalam lawatan luar negeri pertamanya sebagai Menteri Luar Negeri, Clinton berencana berunding dengan para pejabat Jepang mengenai bagaimana mengatasi krisis keuangan global, program nuklir Korea Utara dan perang di Afghanistan yang diwariskan pemerintahan Bush.

"Saya memulai pagi ini (dengan upacara) di kuil Meiji dan berbicara dengan para kepala biksu yang mengajari saya tentang pentingnya keseimbangan dan harmoni," kata Clinton kepada sekitar 200 diplomat AS dan keluarganya di Kedubesa AS di Jepang.

"Itu tak hanya satu konsep yang baik untuk kehidupan keagamaan, namun juga sebuah konsep yang baik bagi kepemimpinan Amerika di dunia," tambahnya tanpa menyebut nama Bush atau invasi pimpinan AS ke Irak yang memecah opini dunia.

"Kita perlu mencari cara untuk menciptakan lebih banyak keseimbangan, lebih banyak harmoni. Kita akan mendengarkan tapi juga akan bertanya bagi lebih banyak persahabatan untuk bersama-sama bergandengan dengan kita menangani masalah-masalah yang tidak bisa kita tangani sendirian," tambah Clinton, sebagian merujuk pada krisis keuangan global.

Jepang secara khusus sangat terpukul oleh melemahnya perekonomian dunia.  Perekonomian negara ini mengkerut di sepanjang kuartal terakhir 2008 dalam tingkat yang paling tajam sejak krisis minyak pertama pada 1974, bahkan para ekonom memperkirakan bahwa pada priode Januari-Maret ini akan mengalami kontraksi besar lainnya.

"Secara ekonomi ini adalah masa-masa sulit bagi rakyat Jepang, seperti juga dialami banyak tempat lainnya di seluruh dunia. Saya sangat yakin kami akan mengarungi langkah kami bersama untuk melalui kesulitan-kesulitan ini," kata Clinton.

Korea Utara

Bersamaan dengan penempatan krisis keuangan sebagai agenda utama Presiden AS Barack Obama, Clinton akan memusatkan perhatiannya di Asia dalam upaya mencari cara mengakhiri program nuklir Pyongyang, di tengah lawatannya ke Indonesia, Korea Selatan dan China.

Setibanya di Tokyo Senin, Clinton menyebut aliansi AS-Jepang "sangat sangat penting," satu komentar yang bisa membangkitkan semangat pada pemerintahan Perdana Menteri Taro Aso yang popularitasnya amblas hingga dua digit.

"Fakta bahwa dia mengunjungi Jepang dalam lawatan perdananya sebagai Menteri Luar Negeri memperlihatkan dia dan pemerintah AS menganggap penting Jepang dan aliansi AS-Jepang.  Kami menyambut itu," kata Menteri Luar Negeri Hirofumi Nakasone kepada wartawan.

Disamping berbicara dengan Aso dan Nakasone, Clinton dijadwalkan bertemu dengan pemimpim oposisi utama dari Partai Demokrat Jepang, Ichiro Ozawa, sebuah pertemuan yang menyiratkan bakal makin terpojoknya pemerintahan rapuh pimpinan Aso yang kini sedang berjuang menghadapi krisis dukungan publik dan semakin parahnya resesi.

Lawatan Clinton dilakukan setelah Jepang berusaha mencari jaminan bahwa negeri itu tetap menjadi sekutu utama Washington, disamping sedang menghadapi tekanan untuk mengambil peran global yang lebih besar lagi.

Kunjungan ini juga bertepatan dengan laporan-laporan yang menyebutkan bahwa Korea Utara telah membuat persiapan-persiapan untuk mengadkan ujicoba peluru kendali jarak jauhnya Taepodong-2 yang dirancang bisa menjangkau sampai Alaska, AS.

Selama di Tokyo, Clinton juga berencana mengadakan jamuan teh bersama Ratu Jepang dan bertemu dengan keluarga-keluarga Jepang yang berpuluh-puluh tahun diculik para agen Korea Utara. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009