Tuban (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak jujur apabila ada orang yang menyebutkan Indonesia makin mengalami kemunduran.

Dalam sambutannya pada kunjungan kerja di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu, Presiden mengatakan Indonesia memang belum adil, sejahtera, dan makmur.

Namun, lanjut Presiden Yudhoyono, tentu ada yang telah dicapai dari pembangunan dilakukan terus- menerus sejak era mantan Presiden Soekarno menjabat hingga dirinya berkuasa.

"Jadi, kalau ada yang mengatakan negara kita makin mundur, saya kira tidak jujur. Sebab, pasti ada yang dibangun dan dicapai," ujarnya.

Presiden melanjutkan, "Kalau dikatakan begitu kan kasian, masa tidak dianggap bekerja gubernur, bupati, walikota. Kita harus jujur".

Dalam pidatonya, Presiden membeberkan pencapaian pemerintahan yang dipimpinnya selama hampir lima tahun di bidang keamanan, ekonomi, maupun program-program kesejahteraan rakyat.

"Ini tahun kelima dari pemerintah, kabinet yang saya pimpin. Tahun depan, hanya Allah SWT yang tahu siapa yang memimpin negeri ini. Pemerintah pun, yang diawaki oleh siapa, hanya Tuhan yang tahu. Hari ini saya ingin sampaikan apa saja yang dengan sekuat tenaga kegigihan kita mengupayakan pembangunan negeri ini," tuturnya.

Ekonomi membaik

Presiden mengklaim kehidupan ekonomi sudah membaik dibanding 10 tahun lalu ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi.

Sedangkan di bidang keamanan, Presiden menyatakan, saat ini tidak ada lagi kerusuhan dan gangguan keamanan yang beberapa tahun lalu melanda Poso, Maluku, dan Aceh.

"Biasanya kerusuhan terjadi di mana-mana. Sekarang tidak ada lagi. Hanya sekali-sekali," ujarnya.

Presiden pun mengatakan pemerintah telah bekerja seadil-adilnya untuk memberantas korupsi serta memerangi berbagai kejahatan mulai dari narkotika hingga terorisme.

Dalam kunjungan kerja di Tuban, Presiden Yudhoyono menyerahkan bantuan langsung PNPM Mandiri untuk 38 kabupaten/kota kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo senilai Rp1,448 miliar.

Selain itu, Presiden Yudhoyono menyerahkan berbagai paket bantuan dan meresmikan enam proyek infrastruktur di Jawa Timur.

Bantuan yang diserahkan adalah 160 ton benih padi senilai Rp920 juta, 13 ton benih jagung senilai Rp520 juta, 1 ton benih kedelai senilai Rp12 juta, 400 ton pupuk NPK senilai Rp2,4 miliar, 200 ton pupuk NPK Phonska senilai Rp1,2 miliar, 200 ton pupuk organik petroganik senilai Rp317 juta, serta 5.350 paket bantuan sembako untuk masyarakat kurang mampu di Kabupaten Tuban dan Lamongan.

Pada acara itu, Presiden Yudhoyono akan menyaksikan penyerahan secara simbolis KUR oleh pimpinan enam bank kepada para debitur.

BRI menyerahkan KUR senilai Rp1,603 triliun untuk 343.688 debitur, Bank Mandiri Rp 159,17 miliar untuk 359 debitur, Bank BNI Rp 122,79 miliar untuk 1.066 debitur, Bank Bukopin senilai Rp90,446 miliar untuk 293 debitur, Bank Syariah Mandiri senilai Rp9,58 miliar untuk 366 debitur, dan BTN senilai Rp29,346 miliar untuk 176 debitur.

Sedangkan enam proyek infrastruktur di Jawa Timur yang diresmikan Yudhoyono di Tuban adalah Jembatan Bajulmati di Malang senilai Rp35,72 miliar, Sistem Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM IKK) di empat kabupaten, yaitu di Bondowoso senilai Rp1,98 miliar, di Sidoarjo senilai Rp9,58 miliar.

Kemudian, di Probolinggo senilai senilai Rp2,05 miliar, di Madiun senilai Rp10,56 miliar, serta pengembangan sarana pedesaan berupa air minum, sanitasi, dan jalan desa di Bondowoso senilai Rp2,25 miliar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009