Denpasar (ANTARA News) - Penyidikan atas kasus kematian Anak Agung Prabangsa (44), wartawan Harian Umum Radar Bali, kini telah semakin mengkrucut, meski petugas belum dapat menentukan tersangka pelakunya. "Penyidikannya telah semakin mengarah dan mengerucut, meski secara langsung belum berhasil diungkap siapa pelaku dari aksi pembunuhan itu," kata Kapolda Bali Irjen Pol T Ashikin Husein, di Denpasar, Rabu. Ia menyebutkan, pihaknya telah memeriksa empat orang saksi untuk dapat menguak kejadian yang tergolong cukup sadis itu. Dari keterangan para saksi, termasuk bukti-bukti dan petunjuk yang ditemukan di lapangan, telah menjadikan upaya penyidikan atas kasus tersebut semakin mengerucut. "Kini sudah semakin mengerucut, sehingga dalam waktu tidak lama lagi semuanya diharapkan dapat diungkap dengan tuntas," katanya. AA Prabangsa yang ditemukan mengambang di permukaan laut dan telah menjadi mayat, batok kepala bagian atasnya remuk dan penyok akibat hantaman benda tumpul. Hasil otopsi sementara atas jenazah korban, diketahui bahwa penyebab pecahnya bagian batok kepala korban diketahui akibat pukulan benda tumpul, kata Koordinator Pelayanan Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Dr Dudut Rustyadi SpF. Dikatakan, dari hasil otopsi pihaknya selain bagian kepala diketahui pecah akibat pukulan benda tumpul, juga di beberapa bagian tubuh korban lainnya mendapat pelakuan yang sama. Bagian wajah dan leher lebam, lengan kanan patah dan luka menganga juga diduga akibat adanya hantaman benda keras, katanya. Berdasarkan hasil otopsi sementara seperti itu, polisi Bali menduga kuat kalau kematian korban akibat tindak pembunuhan. "Dilihat dari penyebab luka-lukanya, ada dugaan korban tewas akibat tidak pembunuhan. Namun lebih jelasnya, masih harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar. Terkait dugaan seperti itu, lanjut dia, pihaknya kini berupaya untuk dapat mengungkap pelaku yang telah menghabisi nyawa wartawan Harian Radar Bali itu. AA Prabangsa yang sempat dilaporkan menghilang dari rumahnya sejak 11 Pebruari lalu, akhirnya ditemukan mengambang menjadi mayat di perairan dekat Pantai Padangbai, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur, Senin (16/2) lalu. Almarhum tercatat memulai karirnya sebagai wartawan Harian Umum Nusa Bali pada 1997, kemudian pada 2000 pindah kerja ke Mingguan Manggala, dan terakhir sejak 2003 hingga sekarang menjadi wartawan Harian Umum Radar Bali, grup Jawa Pos.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009