Jakarta, (ANTARA News) - Tokoh PDI Perjuangan Taufik Kiemas (TK) meluncurkan otobiografi berjudul "Jembatan Kebangsaan" di Gedung Nusantara IV DPR/MPR Jakarta, Kamis.

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati hadir dalam peluncuran buku setebal 302 halaman ini.

Peluncuran otobiografi yang diterbitkan Rumah Kebangsaan dan Q Communication ini ju+ga dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Wakil Ketua AM Fatwa dan Moryanti BRA Soedibyo, Ketua DPR Agung Laksono dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman.

Ketua Umum DPP PPP Suryadhama Ali, Ketua Fraksi PAN DPR/Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan, Ketua Fraksi PPP DPR Lukman Hakim Syaifuddin, tokoh-tokoh PDI Perjuangan serta anggota DPR dari berbagai fraksi.

TK kemudian menyerahkan otobiografinya kepada tokh-tokoh tersebut. Sejumlah tokoh kemudian menyampakan pengalaman atau testimoni terkait hubungannya dengan TK.

Mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu jga tampak hadir dan menyampaikan pandangannya terhadap figur TK.

Ryamizard mengemukakan, TK merupakan tokoh penting yang mewarnai perkembangan politik nasional.

TK merupakan tokoh yang memiliki kemampuan melobi. Ryamizard mengingatkan, TK untuk menjaga kesehatannya karena kesibukan mengurusi dunia politik menyebabkan TK sering kekuarangan tidur.

AM Fatwa mengungkapkan bahwa dirinya memiliki pengalaman yang sama dengan TK, yaitu pernah sama-sama dipenjara karena peroalan politik.

Sedangkan Suryadharma Ali mengungkapkan pengalaman bersama TK tahun 2003 ketika sama-sama melakukan ibadah umroh. "Kami bersama-sama memasuki Ka`bah," katanya.

Saat itu, pemerintahan dipimpin Megawati Soekarnoputri dan wapres Hamzah Haz dari PPP.

Suryadharma mengatakan, tahun 2007 dirinya menjadi Ketua Umum DPP PPP. Namun Surya mengisyaratkan mengenai kemungkinkan adanya kedekatan secara politik antara PDI Perjuangan dengan PPP.

Surya juga menilai, figur TK sebagai politisi handal mampu menyatukan kekutan politik yang berbeda sama sekali. "TK seperti ahli dapur. Mampu menyatukan bahan yang berbeda hingga menghasilkan masakan yang enak," katanya.

Kemampuan TK melobi dan menyatukan kekuatan politik yang berbeda juga digambarkan pengaat politik dari Universitas paramadina Jakarta Dr Yudi Latif.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009