Beijing (ANTARA News) - ASEAN tampaknya kian menjadi suatu wilayah yang sangat penting dan strategis bagi China, baik dilihat dari sisi ekonomi maupun politik.

Letak geografis yang sangat berdekatan, khususnya dengan Vietnam yang justru memiliki perbatasan langsung, menyebabkan China merasa perlu menjadikan negara-negara anggota ASEAN dijadikan mitra yang harus "dirangkul" sekaligus dijadikan sahabat.

Penunjukan dan pengangkatan Dutabesar China Xue Hanqin untuk ASEAN oleh pemerintah China pada akhir 2008 misalnya, setidaknya menunjukkan bahwa China sangat berkepentingan dengan ASEAN sehingga diharapkan dengan adanya dutabesar tersebut hubungan China-ASEAN bisa lebih intens lagi dan kian akrab.

"ASEAN merupakan salah satu mitra utama bagi China sehingga pengangkatan Dubes Hanqian adalah sangat penting dan strategis," kata Jurubicara Kementrian Luar Negeri China Qin Gang.

Menurut Gang, hubungan ASEAN dan China selama ini telah berjalan sangat baik dan keduabelah pihak sama-sama telah memberi manfaat dan keuntungan atas dasar saling menghormati.

"Pengangkatan dubes baru itu diharapkan bisa meningkatkan hubungan ASEAN-China untuk masa mendatang," katanya.

Dengan penunjukan dutabesar khusus untuk ASEAN itu, tambah dia, Cina sekali lagi kembali menunjukkan komitmennya memperkuat hubungan dan kerjasama dengan ASEAN

China untuk pertama kali memiliki dubes untuk ASEAN dan Xue Hanqin adalah dubes pertama China untuk ASEAN yang untuk saat ini masih berkedudukan di Beijing, ibukota China.

China adalah negara keenam dari sejumlah mitra dialog ASEAN, yang menunjuk dutabesar khusus untuk ASEAN, setelah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan.

Dubes China untuk ASEAN Xue Hanqian menilai peran dan keberadaan ASEAN bagi China kian penting dan strategis sehingga upaya kerjasama dan peningkatan hubungan bilateral kedua belah pihak akan terus ditingkatkan.

"ASEAN kian memegang peran penting dan strategis bagi China. Untuk itu China menempatkan ASEAN sebagai salah satu mitra utama saat ini dan masa mendatang," kata Dubes Hanqian dalam perbincangan dengan ANTARA, di Beijing, Kamis.

Menurutnya, China selalu memantau dengan seksama dan serius segala peristiwa dan kejadian yang terjadi di ASEAN dan dia menilai bahwa setiap masalah yang terjadi di kawasan itu hendaknya bisa diselesaikan dengan saling meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar sesama anggota.

Dalam pandangannya, ASEAN adalah suatu kawasan yang sangat potensial sehingga upaya peningkatan kerjasama dengan seluruh negara anggota adalah sangat penting dan mendesak dilakukan.

Salah satu penilaian penting ASEAN terhadap China, katanya, adalah untuk pertama kali China mengangkat seorang dubes untuk ASEAN sehingga hal itu bisa lebih fokus untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral berbagai bidang antara kedua belah pihak.

Ia mengatakan, dirinya dalam waktu dekat segera akan mengunjungi negara-negara anggota ASEAN tidak lama setelah dirinya ditunjuk sebagai dubes.

"Saya dalam waktu dekat akan segera mengunjungi negara-negara ASEAN. Sebelum menjadi dubes sejumlah negara di ASEAN telah saya kunjungi, termasuk diantaranya Jakarta," kata Hanqian.

Sekalipun dirinya menjadi dubes China untuk ASEAN, katanya, dirinya untuk saat ini tetap bertugas di Beijing dan tidak bertugas di Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta.


Hubungan ekonomi

Atase Perdagangan RI di Beijing Imbang Listiyadi mengatakan, China selama ini memang menjadi salah satu mitra ekonomi utama bagi ASEAN dan hubungan keduabelah pihak cenderung meningkat setiap tahunnya.

Menurut Imbang, antara China dan ASEAN selama ini ada suatu kesepakatan berupa upaya promosi bersama dengan apa yang dinamakan "CAEXPO" (China-ASEAN Expo) yang setiap tahun selalu diadakan di kota Nanning, China selatan, setiap Oktober.

Melalui CAEXPO itu, katanya, China dan ASEAN melakukan langkah dan upaya promosi berbagai bidang termasuk investasi disamping berbagai bentuk penandatanganan kerjasama.

"Indonesia juga merupakan negara anggota ASEAN yang selalu aktif berpromosi di CAEXPO yang tahun 2008 merupakan penyelenggaraan ke lima dan tahun 2009 ini direncanakan Indonesia juga akan berpartisipasi kembali," katanya.

Total perdagangan China dengan negara-negara anggota ASEAN dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan dan bahkan akan terus meningkat terkait dengan adanya Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA).

Total perdagangan China-ASEAN tahun 2004 mencapai 105,88 miliar dolar AS dan tahun 2007 sudah mencapai 202,5 miliar dolar AS, atau alami pertumbuhan rata-rata setiap tahunnya sebesar 23,8 persen.

Total nilai perdagangan selama 2007 tersebut ternyata mampu mencapai target yang telah ditetapkan para pemimpin China -ASEAN yang hanya mencapai 200 miliar dolar AS.

Bagi China sendiri ASEAN juga telah menjadi pasar ekonomi besar tersendiri karena total volume perdagangan dengan kawasan itu sebesar 10 persen dari total impor dan ekspor China, disamping ASEAN menjadi mitra dagang terbesar keempat bagi China.

Dalam semester pertama 2008, volume perdagangan bilateral China-ASEAN mencapai 115,79 miliar dolar AS, naik 25 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan volume perdagangan sebesar itu, tercatat lebih besar dibanding pertumbuhan perdagangan China-Amerika Serikat yang hanya mencapai 12,6 persen, dan pertumbuhan perdagangan China-Jepang sebesar 17,9 persen.

Diperkirakan ASEAN akan menjadi mitra dagang terbesar ketiga menggantikan Jepang bagi China pada tahun 2010, setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Sementara di bidang investasi jumlah proyek dari negara-negara ASEAN yang menanamkan modalnya di China hingga akhir 2007 mencapai 30.0963 proyek dengan nilai investasi sebesar 103,7 miliar dolar AS.

Sebaliknya jumlah perusahaan China yang menanamkan modalnya di ASEAN total nilainya mencapai 3,95 miliar dolar AS dan jumlah itu dipastikan akan terus meningkat.

ASEAN terdiri atas 10 negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Brunei, Indonesia, Kamboja, Pilipina, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam.(*)

Pewarta: Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009