Beijing (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton Ahad dijadwalkan menemui para pemimpin masyarakat sipil di Beijing, sehari setelah beberapa pembangkang menuduh China berusaha membungkam mereka saat kunjungan menlu AS itu.

Dalam pertemuan dengan Menlu China, masalah hak asasi manusia (HAM) dimunculkan lagi meskipun kedua pihak berusaha menyimpan perbedaan-perbedaan mereka, dan pertemuan difokuskan pada masalah ekonomi dan perubahan iklim.

Seusai pertemuan, Hillary pada hari terakhir kunjungannya ke negara itu menyempatkan mengunjungi gereja, yang kemudian disusul dengan pertemuan ramah-tamah dengan para pemimpin masyarakat sipil.

Hillary memasuki gereja di Beijing barat di tengah-tengah ketatnya keamanan, dan jalan-jalan dikelilingi dengan pengaman jalan.

Hillary dan Menlu China Yang Jiechi pada umumnya sepakat untuk tidak sepakat mengenai HAM, pada saat mereka membahas langkah bersama ke depan di bidang ekonomi dan perubahan iklim, yang memberikan harapan bagi era baru kerjasama masalah itu.

"Sekarang yang lebih penting adalah bagaimana memperdalam dan mengembangkan hubungan-hubungan China-AS, di tengah-tengah tersebarnya krisis keuangan dan meningkatnya tantangan-tantangan global," kata Presiden Hu Jintao kepada Hillary, menurut media resmi setempat.

Hillary Jum'at membuat marah kelompok-kelompok HAM karena mengatakan, bahwa dia tidak akan mengizinkan hal-hal untuk menghambat  kemajuan dalam hal mendesakkan masalah-masalah global.

Identitas para pemimpin masyarakat sipil yang dijadwalkan akan bertemu Hillary tidak diumumkan oleh AS. Namun para aktivis Sabtu mengatakan, bahwa beberapa pembelot telah diganggu, ditahan atau diperingatkan untuk tidak berbicara atau bertemu dengan Hillary.

"Saya berada dalam tahanan rumah karena Hillary Clinton datang," kata Zeng Jinyan, salah seorang pembelot paling terkenal dan isteri dari aktivis yang dijebloskan ke penjara, Hu Jia, kepada AFP melalui pesan Internet.

Dalam blognya, Zeng menulis bahwa pengawasan polisi Sabtu memaksanya untuk membatalkan pertemuannya dengan Gao Yaojie, seorang  pegiat AIDS dari China tengah, yang tiba di Beijing menjelang bertemu dengan Hillary, Ahad.

Para pembela kelompok HAM China mengatakan, polisi juga mengatakan bahwa Jiang Qisheng, aktivis Tiananmen, sebelumnya telah dipenjarakan karena kegiatan pro demokrasinya, juga tak akan bertemu dengan Hillary.

Hillary, yang juga mengunjungi Jepang, Indonesia dan Korea Selatan dalam lawatannya baru-baru ini, mempertahankan sikapnya Sabtu.

"Saya mengatakan, mempromosikan HAM adalah suatu aspek penting bagi kebijakan luar negeri global  AS. Saya selalu mengemukakan masalah ini setiap persinggahan kunjungan ini, dan saya telah melakukan di sini dalam percakapan saya dengan menlu," katanya.

Hillary juga bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao, Sabtu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009