Semarang (ANTARA News) - Sekitar 80 persen kondisi jalan di kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Bugangan Baru, Kota Semarang, Jawa Tengah rusak parah akibat banjir beberapa waktu lalu.

"Kondisi ini memang menyulitkan pengusaha," ujar Ketua Komite Tetap Percepatan Investasi Kadin Jateng, Didik Soekmono, di Semarang, Selasa.

Nilai kerugian akibat kerusakan jalan tersebut mencapai miliaran rupiah, mengingat perbaikan jalan di salah satu gang dengan panjang sekitar 826 meter menghabiskan biaya sekitar Rp745 juta.

Sementara panjang jalan di kawasan LIK mencapai 20 kilometer. "Jika perbaikan dibebankan kepada pengembang, itu tidak memungkinkan, mengingat laba yang diperoleh selama ini tidak akan mencukupi," ungkapnya.

Untuk itu, perbaikan jalan tersebut harus ada kebersamaan antara warga, pengelola, dan pemerintah.

"Kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak, karena ini bencana yang tidak bisa diprediksi sebelumnya," ujarnya.

"Kondisi dunia usaha seperti ini perlu dukungan sejumlah pihak," ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk memulai perbaikan infrastruktur jalan tersebut, melakukan pertemuan dengan warga setempat untuk menyamakan persepsi.

Pasalnya, peninggian Jalan Kaligawe saat ini mencaai 1 meter. sehingga pelnya harus di atas ketinggian jalan tersebut.

"Jika hal itu direalisasikan, maka dananya juga berlipat-lipat," ungkapnya.

Jalan di kawasan LIK yang mengalami kerusakan tersebar di kompleks Terboyo Indah, Terboyo Megah, dan Pangkalan.

Selain kerusakan pada infrastruktur jalan, jaringan pipa air bersih yang ada di kompleks LIK juga banyak yang rusak karena angkutan banyak yang terperosok sehingga merusak jaringan tersebut.

Kerusakan beberapa infrastruktur itu memang tidak menimbulkan dampak secara langsung, tetapi dampak tidak langsung terhadap kegiatan usaha akan membuat citra LIK menurun.

Hal itu, katanya, dapat merugikan prospek investasi di wilayah Semarang Timur, yang membawa citra sebagai ibu kota.

Oleh karena itu, dia mengingatkan, pemerintah harus mengatasi banjir lebih komprehensif.

"Hingga kini, belum ada pengusaha yang menyatakan pindah dari LIK, mengingat `oportunity` besar sekali," ungkapnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009