Mau tidak mau dan siap tidak siap akan menghantui sistem ketahanan pangan Indonesia, mengingat sebagian bahan baku dan pangan adalah impor
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menginginkan berbagai lembaga terkait seperti Bulog dapat betul-betul mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dinilai bisa mempengaruhi ketersediaan pangan nasional pada masa mendatang.

"Mau tidak mau dan siap tidak siap akan menghantui sistem ketahanan pangan Indonesia, mengingat sebagian bahan baku dan pangan adalah impor," kata Dedi Mulyadi dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Politikus Partai Golkar itu mengutarakan harapannya agar Bulog dapat mengantisipasi seluruh kebutuhan pokok baik secara regional maupun nasional, mengingat saat ini tengah geger COVID-19.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan Kemendag pastikan stok bahan pangan cukup

Menurut Dedi Mulyadi, bila jalan keluar untuk mendapatkan pangan adalah melalui impor maka harus dicari impor yang bebannya sesuai dengan kemampuan keuangan negara yang tersedia.

Ia berpendapat bahwa terdapat korelasi antara program Kementerian Pertanian yang memberikan bantuan kepada komunitas pertanian dan peternakan, dengan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan terkait pendidikan karakter.

Sebelumnya Perum Bulog menjamin mampu mengatasi lonjakan permintaan beras yang tak terduga sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait akan kebutuhan pangan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk menyiapkan stok beras dan kebutuhan pangan lainnya yang menjadi tanggung jawab Bulog untuk bisa selalu tersedia di masyarakat.

Baca juga: Wabah corona, Erick Thohir: BUMN pangan dan pupuk jaga stok

"Tidak ada masalah, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat walau ada lonjakan permintaan yang tiba-tiba," ujar Budi melalui keterangan resmi.

Menurut dia, Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan tersebut.

Mantan Kepala BNN itu juga mengatakan dirinya sedang melakukan kunjungan marathon ke gudang-gudang beras di seluruh Indonesia, terutama tujuh daerah sentra produksi beras di Indonesia untuk memastikan ketersediaan pasokan beras.

Dia memastikan seluruh jaringan yang bekerja sama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara online maupun offline, juga outlet-outlet milik BUMN tersebut seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada.

Baca juga: Dedi Mulyadi sarankan Bulog fokus jaga ketersediaan pangan

Hingga saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia mencapai 1,7 juta ton dari total kapasitas gudang yang tersedia sebesar 3,8 juta ton.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan stok beras untuk seluruh Indonesia dalam kondisi aman sampai Lebaran di tengah maraknya wabah virus corona baru atau COVID-19.

"Dengan adanya coronavirus dan persiapan menuju Lebaran, pasti masyarakat mempertanyakan bagaimana kesiapan pemerintah? Tentu kita ingin memastikan bahwa stok beras aman," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu (4/3).

Erick Thohir mengatakan bahwa stok beras itu aman, baik untuk saat menghadapi wabah COVID-19 maupun untuk Lebaran.

Baca juga: Pemerintah wajib tindak tegas penimbun masker dan bahan pokok

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020