Jerusalem (ANTARA News/Reuters) - Kelompok Fatah pimpinan-Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah membebaskan 40 tawanan Hamas di Tepi Barat sebelum pertemuan puncak rekonsiliasi yang diadakan oleh Mesir, seorang pengacara kelompok Islam itu mengatakan, Rabu.
    
"Sebanyak 40 tahanan politik telah dibebaskan Selasa," Ayman Daraghmeh dari kelompok Pembaruan dan Perubahan Hamas mengatakan."Kami menganggap ini perkembangan positif."
    
Seorang pejabat Fatah tanpa menyebut nama memastikan bahwa 40 "tawanan keamanan" telah dibebaskan, tapi mengatakan mereka dibebaskan karena hukuman mereka telah berakhir.
    
Pemerintah otonomi Palestina membantah tuduhan Hamas bahwa para pendukung kelompok Islam yang ditahan di penjara-penjara di Tepi Barat itu ditahan karena alasan politik. Fatah juga menuduh Hamas telah menargetkan pendukungnya di Jalur Gaza.
    
Kelompok-kelompok yang bersaing itu akan bertemu di Kairo malam hari ini untuk berusaha menyembuhkan perselisihan yang telah meluas sejak Hamas memperoleh kemenangan dalam pemilihan parlemen 2006. Perpecahan itu memburuk satu tahun kemudian setelah pasukan Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza dari Fatah.
    
Seorang pejabat Hamas di Gaza mengatakan bahwa Fatah telah mengirim pada kelompok Islam itu nama 38 aktivis Hamas yang dibebaskan Selasa dan berjanji untuk membebaskan lagi tawanan akhir pekan ini.
    
Pejabat itu mengatakan kedua saingan tersebut telah bertemu Selasa untuk berusaha menyelesaikan perselisihan mengenai tahanan politik itu. Pembicaraan persatuan lebih luas dengan kelompok lainnya akan berlangsung akhir pekan ini.
    
Sementara itu, pembicaraan rekonsiliasi itu sendiri diadakan dalam upaya untuk mendorong kemungkinan bagi pembentukan pemerintah persatuan Hamas dan Fatah, yang diharapkan banyak pihak, terutama setelah serangan Israel di Jalur Gaza belum lama ini.
    
Terbentuknya pemerintah persatuan itu dibutuhkan untuk kemungkinan pembicaraan damai dengan Israel dan juga pembangunan kembali Gaza pasca agresi Israel yang menewaskan sekitar 1.300 warga Palestina, termasuk sekitar 400 anak.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009