Hua Hin (ANTARA News) - Para Menteri Ekonomi ASEAN bersama Menteri Perdagangan Australia dan Menteri Perdagangan New Zealand menandatangani Agreement Establishing ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZ-FTA) yang dirundingkan mulai April 2005 dan diselesaikan pada Agustus 2008.

"Penandatanganan FTA ini menunjukkan sekali lagi bahwa ASEAN tetap `on track` untuk menjalankan agenda yang telah disepakati, baik agenda internal ASEAN maupun agenda eksternal ASEAN dengan Mitra Dialognya,"kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-14 di Hua Hin, Thailand, Jumat.

Dengan kesepakatan itu, sebanyak 80,7 persen dari sekitar 11 ribu pos tarif barang ekspor Indonesia ke Australia akan bebas bea masuk (BM) mulai Oktober 2009. Pada waktu yang sama, New Zealand membebaskan tarif impor untuk 79,8 persen dari jumlah total pos tarif barang ekspor Indonesia.

Sedangkan Indonesia membebaskan 85,2 persen pos tarif produk impor dari dua negara tersebut selama 2009-2014. "Itu bertahap setiap tahun selama 5 tahun. Berarti di 2009 sekitar 13 persen pos tarif barang impor dari dua negara itu yang menjadi nol tarifnya ke Indonesia,"jelas Mendag.

Namun, khusus untuk produk daging dan susu penghapusan tarifnya dilakukan secara penuh pada 2019. "Untuk produk yang sangat sensitif seperti gula dan beras itu pasti di-exclude (dikecualikan),"ujarnya.

Selain mengharapkan peningkatan volume perdagangan dari kesepakatan pembukaan akses pasar barang, Indonesia juga berharap bantuan peningkatan kapasitas (capacity building) untuk sektor peternakan khususnya produksi daging dan susu.

"Dalam 8-10 tahun ke depan sebelum dibuka pasarnya, kita minta ada program yang benar-benar terarah untuk membangun kapasitas kita agar bisa bersaing di sektor peternakan dan susu,"ujar Mendag.

Mendag menambahkan Indonesia tidak ingin hanya menjadi target pasar bagi Australia dan New Zealand namun juga menjadi tujuan investasi sektor peternakan.

Selain sektor peternakan, Indonesia juga meminta bantuan teknis untuk bidang karantina agar ekspor buah-buahan ke Australia dapat lolos persyaratan yang diterapkan negeri Kangguru itu. Dua produk yang ditargetkan dapat masuk ke pasar Australia adalah buah manggis dan mangga.

"Kita juga mendapatkan keuntungan tambahan di bidang ketenagakerjaan yaitu pengiriman juru rawat, tukang las dan beberapa profesi lainnya,"tambah Mendag.



Kesepakatan internal ASEAN

Selain Agreement Establishing AANZ-FTA, para Menteri Ekonomi ASEAN, termasuk Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu juga menandatangani beberapa persetujuan internal ASEAN di bidang ekonomi pada hari pertama persiapan KTT ASEAN ke-14 di Hua Hin Thailand.

"Ini merupakan komitmen bersama ASEAN untuk melanjutkan kerjasama di tengah krisis perekonomian dunia saat ini dengan tetap menjalankan proses integrasi regional agar terwujud ketahanan ekonomi ASEAN," kata Mendag.

Pada kesempatan itu, Menteri Ekonomi Philippines, Myanmar, Thailand, dan Viet Nam menandatangani ASEAN Trade in Goods Agreement, ASEAN Comprehensive Investment Agreement, dan Protocol to Implemet the 7th Package of Commitments under ASEAN Framework Agreement on Services dengan disaksikan oleh enam Menteri Ekonomi ASEAN lainnya yang telah lebih dulu melakukan penandatanganan pada tanggal 16 Desember 2008 di Singapore.

Sementara itu, sembilan Menteri Ekonomi ASEAN melakukan penandatanganan ulang bersama Thailand atas tiga Nota Kesepahaman, yakni Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Medical Practitioner, MRA on Dental Practitioners dan MRA Framework on Accountancy Services.

Ketiga MRAs itu telah ditandatangani pada bulan Agustus 2008 namun Thailand baru menyelesaikan proses domestiknya Januari lalu. Mengingat yang melakukan penandatanganan dari Thailand adalah Menteri Perdagangan yang baru, yakni H.E. Mrs. Porntiva Nagasai, maka lembar tandatangan ketiga MRAs ini harus disesuaikan dan ditandatangani ulang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009