Jakarta (ANTARA News) - Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Made Sukada mengatakan posisi cadangan devisa 18 Februari 2009 senilai 51,06 miliar dolar AS, setara dengan 4,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. "Cadangan devisa kita cukup kuat," katanya di Jakarta, Sabtu. Ia menepis anggapan persepsi cadangan devisa yang dimiliki saat ini kurang dan bisa menyebabkan krisis likuiditas. "Saya katakan persepsi krisis likuiditas probabilitasnya close (dekat) dengan nol persen," katanya. Untuk itu menurut dia, tidak perlu khawatir terhadap kemampuan Bank Indonesia dalam menjaga agar volatilitas rupiah tetap stabil melalui intervensi. "Kapanpun kita harus melakukan intervensi kita nggak kekurangan (dana)," katanya. Sementara itu ia menjelaskan, cadangan devisa masih aman meski terdapat tekanan untuk membiayai utang luar negeri pemerintah maupun swasta. Ia menambahkan beban utang luar negeri masih dalam batas aman. Cadangan devisa pada 18 Februari tersebut telah meningkat 190 miliar dolar AS dibandingkan posisi Januari yang mencapai 50,87 miliar dolar. Namun demikian, rasio terhadap impor dan pembayaran luar negeri justru turun. Pada 18 Februari cadangan devisa mencapai 51,06 miliar dolar setara dengan 4,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. rasio tersebut lebih rendah dibandingkan posisi Januari. Meski cadangan devisa 50,87 miliar dolar AS namun hal ini setara dengan 5,2 bulan impor dan utang luar negeri. Menurut dia, karena impor semakin menurun kemungkinan, rasio yang lebih rendah tersebut karena tekanan dari utang luar negeri. "Ya kemungkinan karena utang luar negeri meningkat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009