Bangkok, Thailand (ANTARA News) - Kalau di Jakarta, wilayah Kedutaan Besar Amerika Serikat adalah kawasan paling steril yang tak bisa didekati sembarangan orang, maka di Bangkok, Thailand, kawasan dekat kompleks kedubes negara adidaya ini justru menjadi salah satu situs paling ramai dikunjungi orang.

Terletak tidak jauh dari pagar beton tinggi Kedubes AS di Thailand, Bazar Malam Bangkok di Rama 4, Lumpinee Pathumwan, Bangkok, pasar malam Bangkok seolah menyindir isolasi ketat bak benteng penguasa kolonial di masa silam dari Kompleks Kedubes AS yang menyebelahinya.

Setiap malam sejak delapan tahun lalu, bazar yang sebagian besar pengunjungnya turis mancanegara ini, menjadi tujuan belanja paling merangsang untuk didatangi.

Tak hanya karena barang yang ditawarkan murah sehingga membuat orang ketagihan menyambinginya, tapi juga eksotisme dan nuansa belanja malam yang tak akan pernah ditemui di Indonesia, kecuali di pasar ikan.

Cuaca kota berpenduduk sekitar 10 juta yang panas di siang hari, membuat orang enggan berdesak-desakan, sekedar mencari barang murah bercita rasa tinggi, sehingga malam menjadi tempat paling tepat untuk keluar berbelanja.

Barang-barang lumayan bagus dan berseni dengan mudah bisa anda jumpai, tentu saja dengan harga miring, hanya jika anda berani "beradu mulut" dengan si pedagang.

Ibu-ibu yang biasa berbelanja ke Pasar Tanah Abang atau Mangga Dua, Jakarta, mungkin tak akan kesulitan bernegosiasi guna mendapatkan harga yang pantas. Namun kalaupun ada kendala maka mungkin itu adalah soal bahasa.

Tapi secara umum, anda tidak harus menguasai Bahasa Thai untuk menawar harga yang menurut anda pantas. Cukup dengan tukar menukar angka via kalkulator.

Percaya atau tidak, di Pasar Malam Bangkok ini, kalkulator berubah menjadi makelar harga satu barang yang ditawarkan pedagang.

Kalkulator

"Anda mau harga berapa, berapa banyak anda beli?" kata Santhat Kanphai, pedagang kain sutera Thai sambil menyodorkan kalkulator kepada pembeli. Jika anda tak bisa berbahasa Inggris, anda cukup bertukar angka berisi tawaran harga, lewat kalkulator.

Sama seperti para pedagang kaki lima di Pasar Baru, Bandung, Pasar Jatinegara Jakarta atau Pasar Klewer di Solo atau pasar-pasar manapun di Indonesia, para pedagang ini tak segan-segan menawarkan harga tiga sampai empat kali lipat harga sebenarnya dari barang itu.

Hanya dengan kepintaran menawar, ditambah sedikit keberanian untuk bermuka tebal, anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang anda inginkan. Jangan menyerah dan malu jika ditolak atau mendapat pernyataan nyinyir dari penjual karena anda menawar harga terlalu rendah. Bermuka teballah, atau kalau tidak berpura-pura lebih galak dari si penjual.

"Anda maunya berapa?" tanya seorang pedagang kain sutera berwajah Bangladesh kepada Valerie Simpson, turis asal AS yang tertarik pada selendang sutera hijau berujung beludru bulat. Valerie menjawab, "the best price you can give (harga wajar saja lah)."

Jika anda penasaran, jangan ragu untuk mencari referensi harga standard untuk barang serupa yang kita inginkan di kios lain. Gagal? Jangan malu ke tempat awal menawar.

"Kayaknya harganya memang segini ya. Lebih baik kembali ke tempat yang pertama kita datangi saja, karena bahannya bagus bagus," kata Eko Suwantoro, rekan dari sebuah lembaga penyiaran nasional.

Sama seperti rekan-rekannya di Pasar Tanah Abang, Indonesia, para pedagang Pasar Malam Bangkok mesti diyakinkan dengan negosiasi harga berulang-ulang, mungkin juga mereka berusaha mengukur seberapa besar anda serius mau membeli barang dagangannya.

Tapi, ada hal unik terjadi manakala seorang pedagang tas dan perlengkapan wanita menawarkan barang.

Maksud hati mengesankan diri mau mengobral barang dagangan karena malam kian larut sementara pembeli tak kunjung datang, si pedagang malah terlihat sedang memasang perangkap pada pembeli, ingin mengetahui apa pembeli mengetahui harga barang dagangannya.

"Berapa ini?" tanya Maruli Bonardo Tua, juga rekan dari sebuah media pemberitaan televisi nasional berbasis di Jakarta, menanyakan harga tas wanita berwarna biru.

"Anda kasih tahu saya berapa harga penawaran anda, baru kita bisa bertransaksi," jawab wanita setengah baya berkulit kuning, sang penjual tas.

Saat rekan menyebutkan 80 baht untuk tas yang ternyata kemudian diketahui berharga 350 baht, sang penjual langsung bilang tidak. Tentu saja, Bonar jengkel, bercampur geli, dan segera meninggalkan si pedagang yang memiliki strategi berdagang yang aneh ini.

Merangsang Minat

Secara umum, kualitas, motif dan bahan barang-barang yang didagangkan di Pasar Malam Bangkok ini sebenarnya merangsang minat beli siapapun yang berada di sini.

Tapi, anda tak perlu terburu-buru menyepakati harga, dan jangan malu menawar harga lebih dari setengah harga yang ditawarkan, paling-paling ditertawakan dan dicemooh.

Jika pun itu terjadi, anggap saja mereka orang-orang lucu karena berbahasa aneh untuk telinga anda.

Dua gadis bule tampak meminati gelang perak berukirkan motif wayang, namun mereka langsung dipagari harga 1.200 baht. Seorang diantara mereka tanpa ragu menawar rendah kurang dari setengahnya. "600 baht ya?" tawar si gadis cantik berambut pirang itu.

Waktu dua jam menyusuri pasar malam dekat kompleks diplomatik paling dijaga ketat aparat keamanan di seluruh dunia ini, seakan tidak cukup.

Harga yang murah, bahan lumayan bagus, dan eksotisme tempatnya adalah bius yang bisa menahan siapapun rela berlama-lama di sana.

Pasar Malam Bangkok bernama resmi Bazar Suan Lum ini terletak di tanah kepunyaan Crown Property Bureau milik keluarga Kerajaan Thai di kawasan Pathum Wan, Bangkok.

Pertamakali dibuka pada 2001, namun sewa tanahnya harus berakhir pada 2006. Pada 2007, pasar malam ini dilaporkan akan ditutup, namun sampai sekarang ternyata masih berdiri dengan pengunjung yang selalu siap menyambanginya.

Selain berdekatan dengan kompleks Kedubes AS, Pasar Malam Bangkok berhadapan dengan Taman Lumphini, Stasiun Metro Bangkok di Lumphini.

Pasar malam ini dibuka mulai pukul 5 sore hingga tengah malam. Ada banyak barang dagangan yang dijual di sini, mulai dari pakaian, perhiasan, lukisan, cenderamata, barang kerajinan tangan, sampai "compact disk" dan aneka macam makanan khas Thai.

Sampai sekarang, pasar malam berisikan 3.000 kios, restoran dan sebuah bioskop ini menjadi sudut kota Bangkok yang paling dikunjungi para turis. (*)

Oleh Oleh Jafar M. Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009