Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kerja sama antarnegara muslim di bidang perdagangan dan investasi bisa ditingkatkan untuk membendung dampak multikrisis yang melanda dunia saat ini.

"Di bidang perdagangan dan investasi, khususnya pada saat krisis ini. Kita harus meningkatkan solidaritas dalam bentuk kerja sama untuk kemakmuran umat Islam," kata Presiden Yudhoyono saat membuka Forum Ekonomi Dunia Islam ke lima di Jakarta, Senin.

Kerja sama itu, lanjutnya, sangat penting terutama untuk mengurangi kemungkinan adanya kebijakan proteksi perdagangan dan proteksi balasan dalam perang dagang di beberapa negara yang muncul sebagai langkah penanganan krisis keuangan.

Menurut dia, negara-negara Islam seharusnya mulai menerapkan sistem perdagangan antara anggota-anggota Konferensi Negara-negara Islam (OKI) dan berkomitmen dalam program aksi 10 tahun yang dikeluarkan OKI untuk meningkatkan volume total perdagangan antara negara muslim menjadi 20 persen selama periode itu.

"Kita semua harus melakukan yang kita bisa untuk mendukung sektor swasta untuk bekerja merealisasikan komitmen ini," katanya.

Menurut Presiden, kesepakatan kerja sama swasta yang dilakukan pada acara ini merupakan wujud nyata kerja sama antara negara muslim itu. Dalam pembukaan ini, Presiden menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Ras Al-Khaimah Emirate dengan Provinsi Kaltim, PT Garuda Indonesia dengan Dubai Aerospace Enterprise, Pertamina, ETA Star Grup Dubai dengan Itochu Corporation Jepang dan antara Bank Muamalat Indonesia dengan the National Commercial Bank Saudi Arabia, serta kerja sama antara PT Pos Indonesia and Islamic Payment Sdn Berhad.

Presiden menjelaskan banyak yang bisa dilakukan secara bersama-sama dalam mengatasi krisis keuangan ini, sekaligus mengatasi persoalan krisis pangan dan krisis energi, antara lain yang utama adalah dengan mendorong konsep perbankan syariah atau Islamic Bank memimpin posisi perbankan dunia.

"Perbankan syariah hanya mengalami sedikit dampak dari krisis keuangan dunia ini dibanding bank-bank konvensional. Ini menunjukkan bahwa perbankan syariah tidak tergiur dalam investasi sektor keuangan dan aset saja. Mereka berjalan untuk mendukung sektor ekonomi riil," kata Presiden.

Di Indonesia, Presiden menjelaskan bahwa UU perbankan syariah sudah diterbitkan pada tahun lalu sehingga kebijakan untuk mengeluarkan obligasi syariah atau Sukuk bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengajak semua negara muslim di dunia untuk bekerja sama mencari jalan keluar dari krisis yang melanda dunia saat ini terutama untuk memajukan kehidupan umat muslim di dunia.

Dengan kebijakan yang tepat diharapkan bisa mengatasi krisis saat ini. Dengan kerja keras kita akan bisa mengubah krisis ini menjadi peluang. Banyak langkah untuk merespons berbagai krisis ini, yang pastinya harus merupakan kombinasi kebijakan nasional dan upaya internasional, kata Presiden di hadapan sekitar 1.500 peserta dari kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Presiden Yudhoyono juga mengusulkan agar negara-negara muslim dengan cadangan devisa yang besar bisa memberikan bantuan melalui investasi di negara-negara muslim agraris di dunia.

"Negara-negara Teluk bisa langsung meningkatkan kesejahteraan umat dan juga bisa membantu krisis ketahanan pangan dunia. Bagi negara-negara pengimpor pangan, mereka juga akan bisa meningkatkan pasokan pangan mereka," kata Presiden.

Hadir dalam acara ini antara lain Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu, Putera Mahkota Uni Emirate Arab (UEA), Abdullah Bin Hamad Al Attiyah (Wakil PM Qatar), PM Maroko Abbas El Fassi, PM Malaysia Abdullah Badawi, Presiden Republik Yaman Ali Abdullah Saleh, dan Presiden Republik Somalia Sheikh Sharif Ahmed. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009