Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan Indonesia kurang berpromosi ke Timur Tengah sehingga investasi investor Timur Tengah di Indonesia masih rendah.

"Kita masih underpromoted (kurang promosi) ke Timteng, sehingga mereka kurang mengetahui informasi yang sebernarnya tentang Indonesia, padahal kita memiliki potensi yang luar biasa," katanya dalam konferensi pers World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-5 di Jakarta, Senin.

Salah satu pengalaman masih kurangnya promosi, menurut dia, terlihat dari pembicaraannya dengan investor Timteng yang menghadiri WIEF saat makan siang.

"Siang tadi ketika kita makan siang bersama investor Timteng, ia bercerita, ketika mau ke Indonesia ke Jakarta, istrinya bertanya ngapain ke Indonesia? Jadi seolah-olah Indonesia itu negeri yang tak diketahui," katanya.

Sofyan yang juga Wakil Ketua Sidang WIEF tersebut melanjutkan, namun begitu sampai ke Jakarta, terus investor langsung menelpon istrinya dan menyuruh datang ke Jakarta.

"Mall-mall di sini tak kalah dengan mall di AS atau Eropa, katanya kepada Istrinya, jadi mereka belum tahu benar informasi tentang Jakarta," katanya.

Untuk itu dengan adanya WIEF yang merupakan pertemuan pebisnis negara-negara Islam diharapkan dapat membuat para investor Timteng yang semula buta Indonesia dapat semakin mengerti tentang Indonesia dan tertarik untuk berinvestasi.

Sementara itu, ia mengemukakan, dalam forum tersebut diharapkan tidak hanya terjadi perjanjian kesepahaman tetapi juga membuat hal itu terimplementasi.

Wakil Ketua sidang WIEF ke-55 Tanri Abeng, dalam kesempatan yang sama juga menyatakan Indonesia masih sangat kurang dalam melakukan promosi. Untuk itu pihaknya, dalam kesempatan ini akan melakukan promosi yang lebih baik kepada Indonesia.

"Pada akhir forum pada tanggal 4 Maret, nantinya kita akan melakukan eksibisi semuanya tentang Indonesia, untuk mempromosikan potensi Indonesia, apalagi pada forum kali ini merupakan forum yang di datangi investor terbanyak di banding forum sebelumnya, dan setengahnya lebih investor Timur Tengah, dan ini lebih banyak dari pertemuan-pertemuan sebelumnya di Malaysia," katanya.

Ia mengatakan, saat ini merupakan peluang bagi Indonesia dalam menggamit investor asing. "Dulu mereka melirik AS dan Eropa karena keuntungan di sektor finansial, kini ketika barat krisis, mereka pun melirik ke Timur," katanya.

Ia menjelaskan, investasi di Timur tidak seperti barat. "Kalau di Timur berarti lebih ke sektor riil, berbeda dengan barat yang lebih ke sektor finansial. Ini berarti peluang bagi kita, dimana kita memiliki potensi yang luar biasa di sektor ini," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009