Ramallah, Tepi Barat  (ANTARA/Reuters) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Rabu, mengkritik rencana Israel menggusur lusinan rumah warga Palestina di Palestina timur yang berpenduduk Arab, sebagai pelanggaran terhadap kewajiban internasionalnya yang mesti dipenuhinya.

"Jelas kegiatan ini tidak membantu dan tidak sesuai dengan kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam 'peta jalan (damai)," kata Clinton merujuk rencana damai jangka panjang Palestina-Israel.

Dalam jumpa pers bersama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas itu, Hillary menyatakan bahwa isu soal itu diangkatnya untuk diperhatikan pemerintah Israel dan pemerintah kotapraja Jerussalem.

Israel menyatakan lebih dari 80 rumah yang akan mereka gusur itu dibangun tanpa izin, sedangkan Palestina menyebut izin tersebut hampir mustahil diperoleh.

Israel melihat seluruh wilayah Jerusalem sebagai ibukota tak terpisahkan dan menyatu, namun klaimnya ini tidak memperoleh pengakuan internasional.

Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas mengungkapkan ingin menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina yang terdiri dari Tepi Barat dan Jalur Gaza. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009