Kabul (ANTARA News/AFP) - Tiga prajurit Kanada tewas dan dua lain cedera dalam ledakan bom pinggir jalan di Afghanistan selatan, demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Kanada, Rabu.

Prajurit-prajurit itu sedang melakukan patroli keamanan di Arghandab, sebelah baratlaut Kota Kandahar, ketika mereka diserang bom improvisasi pada 3 Maret pukul 17.40 waktu setempat, katanya.

"Kami semua ikut berduka bersama keluarga dan kerabat rekan-rekan kami yang gugur pada masa yang sedih ini, namun kami bertekad terus bekerja bersama mitra-mitra Afghanistan dan internasional kami demi rakyat Afghanistan," kata kementerian itu.

Hingga kini 111 prajurit Kanada tewas di Afghanistan sejak mereka bergabung dengan pasukan internasional yang memerangi Taliban pada akhir 2001.

Korban-korban yang cedera dalam serangan Selasa itu dibawa dengan helikopter ke pangkalan udara Kandahar, dimana sekitar 2.750 prajurit Kanada bermarkas sebagai bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO.

"Mereka (korhan cedera) berada dalam kondisi baik," kata Kementerian Pertahanan Kanada.

Dengan kematian ketiga personel militer Kanada itu, sudah 52 prajurit internasional tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini, sebagian besar akibat serangan-serangan, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukan ISAF pimpinan NATO berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Tahun lalu Taliban meningkatkan serangan-serangannya di Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk diantara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun itu.

Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009