Sidoarjo (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Margiono mengemukakan, penghargaan untuk wartawan yang menghasilkan karya berkualitas perlu terus digalakkan. "Penghargaan seperti yang dilakukan PWI Jatim ini perlu agar muncul tulisan-tulisan berkualitas dalam jumlah yang lebih banyak dalam berbagai bidang," katanya pada resepsi hari pers yang digelar PWI Jatim di Sidoarjo, Kamis malam. Ia mengemukakan, PWI Pusat juga telah menghidupkan kembali penghargaan bergengsi untuk karya tulis wartawan, yakni anugerah Adinegoro yang pada hari pers beberapa waktu diserahkan kepada Muhammad Nur dari Batam Pos. Pada kesempatan itu ia juga mengemukakan bahwa tugas PWI ke depan sangat berat karena muncul orang-orang yang mengaku sebagai wartawan tapi tidak punya pekerjaan menulis. "Sekarang ini banyak wartawan-wartawan yang disebut wartawan bodrex. Dimana-mana ada wartawan yang seperti ini. Setiap ke daerah saya ditanyakan juga masalah ini," katanya. Ia mengemukakan, saat ini ada tiga organisasi kewartawanan yang mendapatkan akreditasi dari Dewan Pers, yakni PWI dengan anggota sekitar 20 ribu orang, AJI dengan anggota sekitar 800 orang dan IJTI dengan anggota sekitar 400 orang. "Ini bukan berarti organisasi yang lain dilarang. Cuma kalau wartawan tidak tergabung dalam organisasi yang mendapatkan akreditasi, sulit untuk mengontrol wartawan seperti itu," katanya. Sementara itu resepsi hari pers itu, PWI Jatim memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang berjasa pada pers, tokoh dan lembaga yang peduli olahraga, atlet beprestasi dan penghargaan Prapanca untuk karya tulis dan foto terbaik. Tokoh yang mendapatkan PWI Jatim Award adalah Menkes, Siti Fadilah Supari dan Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso. Sementara tokoh olahraga adalah Gubernur Jatim, Soekarwo, mantan Gubernur Jatim, Imam Utomo dan lainnya. Untuk piala Prapanca kategori tulis diraih Eko Priyono (Jawa Pos) dengan karya berjudul "Beli Ijazah tidak Susah", juara kedua diraih Masuki M. Astro (Perum LKBN ANTARA) dengan judul "Sapi Karapan dalam Siksaan". Selanjutnya Solihin Hidayat (Majalah Al Ikhtibar) dengan judul "37 Juta Muslim Hidup Miskin", Roni Kurniawan (Majalah Al Ikhtibar) dengan judul "Kesenjangan Itu Masih Ada", Nanang Krisdinanto (Surabaya Post) dengan judul "Pelacuran Anak" dan Kasiono (Surabaya Post) dengan judul "Translok Sambas Jadi Buruh Hingga TKI". Untuk foto, Prapanca diraih oleh Trisnadi (Duta Masyarakat) dengan karya berjudul "Jangan Dilupakan", juara kedua Farid Arifandi (Jawa Pos) dengan judul "Saling Terjang". Untuk juara ketiga juga diraih Trisnadi dengan karya berjudul "Berebut" disusul Frizal Kurniawan (Jawa Pos) dengan judul "Tinggalkan Kampung Halaman, 60 Bangunan Digusur", Siswo Widodo (Surabaya Post) dengan judul "Rumah Kami Terendam" dan Guslan Gumilang (Jawa Pos) dengan judul "Ricuh".(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009