Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah aktivis LSM Laskar Anti Korupsi Provinsi Sulawesi Barat (Lak-Sulbar), mengaku telah diintimidasi sejumlah "preman" karena sering melakukan aksi unjuk rasa mengangkat isu-isu korupsi yang ada di wilayah itu.

Intimidasi yang dilakukan sejumlah preman itu diungkapkan, Muslim Fatillah Azis, yang juga Koordinator Lak-Sulbar, di Mamuju, Kamis.

Ia mengaku telah didatangi sejumlah preman di Sekretariat Lak-Sulbar jalan Sultan Hasanuddin Mamuju, Kamis.

"Sejumlah Preman dalam keadaan mabuk telah mendatangi saya, mereka meminta saya dengan nada mengancam agar menghentikan aksi-aksi unjuk rasa yang dilakukan Lak-Sulbar untuk menuntut agar kasus korupsi dana perusahaan daerah (Perusda) Mamuju senilai Rp 1 miliar," katanya.

Beruntung saat itu, lanjut Muslim, di Sekretariat Lak-Sulbar sedang banyak teman- teman aktivis Lak-Sulbar sedang berkumpul sehingga insiden yang tidak diinginkan tidak terjadi

"Kalau saya sendirian pasti saya dipukuli karena mereka kelihatannya sudah bersiap untuk memukul saya," ungkapnya.

Menurut dia, sejak aktivis Lak-Sulbar seringkali berunjuk rasa untuk menuntut kasus korupsi segera dituntaskan Kejaksaan Negeri (Kejari) Mamuju, para aktifis sudah mulai diintimidasi.

Ia mengaku sejak diintimidasi kelompok preman yang tidak dikenalnya, gerak aktivis LSM untuk mengusut beberapa kasus korupsi yang ada di Sulbar menjadi terganggu.

"Selalu ada saja setiap hari orang yang tidak kami kenal menelpon dengan nada mengancam, mereka meminta kami menghentikan aksi unjuk rasa mengusut kasus korupsi di daerah ini," katanya.

Ia meminta agar pihak berwajib dapat bertindak karena aksi intimidasi yang dilakukan sejumlah preman yang tidak dikenal ini karena sudah sangat meresahkan dan menggangu kebebasan aktifis dalam mengawal penegakan hukum di daerah ini

Hal senada juga diungkapkan aktivis Lak-Sulbar lainnya Erwin Haryandi yang juga Sekretaris Lak-Sulbar yang juga mengakui dirinya seringkali diintimidasi.

Ia juga mengaku seringkali di telpon oleh oknum yang tidak dikenalnya yang menanyakan keberadaannya kemudian mengancam agar aktifis Lak-Sulbar menghentikan kegiatannya dalam mencermati sejumlah kasus korupsi.

Ia mensinyalir, aksi intimidasi dalam bentuk "Teror" tersebut di "bekingi" sejumlah elit yang merasa dirugikan dengan aksi-aksi yang dilakukan Lak-Sulbar.

"Aksi-aksi kami itu hanyalah untuk menindaklanjuti temuan-temuan badan pengelola keuangan (BPK), yang menemukan beberapa kejanggalan dalam laporan keuangan. Tidak ada niat kami untuk merusak nama baik seseorang," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009