Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengemukakan, Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) bisa saling membantu dalam menghadapi krisis keuangan global.

"Indonesia memiliki sumber daya manusia dan pangsa pasar yang besar, sedangkan Korsel memiliki industri serta teknologi tinggi, ini kan bisa saling melengkapi," katanya, dalam dialog bisnis Indonesia-Korsel bersama Presiden Korsel Lee Myung-bak, di Jakarta, Sabtu.

Wapres mengatakan, sebagai salah satu negara dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia, Korsel telah banyak membantu penyerapan tenaga kerja di Indonesia dan juga di Negeri Ginseng tersebut.

"Saya berterimakasih karena telah banyak tenaga kera Indonesia yang terserap dalam berbagai sektor industri baik di Indonesia maupun di Korsel . Tentunya ini dapat menjadi modal untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara," ujarnya.

Karenanya, Indonesia berharap Korsel dapat terus meningkatkan investasinya di Indonesia dan tetap memberikan peluang bagi tenaga kerja Indonesia di Korsel.

Forum dialog bisnis Indonesia-Korsel tersebut dihadiri 300 pengusaha dari kedua negara.

Enam Miliar

Pada forum dialog itu, Indonesia dan Korea Selatan menandatangani memorandum of understanding (MoU) senilai sekitar US$6 miliar untuk enam proyek besar. Kerja sama tersebut tercantum di dalam delapan Mou antara pengusaha dan pemerintah kedua negara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Lutfi mengatakan MoU ini akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan investasi di antara kedua negara.

"Kedelapan Mou tersebut mempunyai nilai hampir mencapai US$6 miliar dengan enam proyek besar," katanya.

Delapan Mou tersebut adalah antara Korea Energy Management Corporation of Korea dengan Pemerintah DKI Jakarta, PT Pertamina dengan Korea Gas Corporation, Departemen Kelautan dan Perikanan dengan Korea Institute of Industrial Technology of Korea untuk penelitian dan pengembangan bidang bio-teknologi laut dan lingkungan, Korea Energy Management Corporation dengan Provinsi Gorontalo.

Selanjutnya, Korea Export Insurance Corporation dengan PT Asuransi Ekspor Indonesia, Korea Midland Power Orient F A Machinary Samsung C&T Corporation dengan PT Medcopapua Indusrtri Lestari untuk Merauke Eco Friendly Biomass Power Project, Korea Midland Power Co Ltd, Pemerintah Riau dan Euro CAP Corporation dalam bentuk joint development agreement untuk Proyek Riau Rokan Hilir Power di Pulau Pendadaran untuk kota dan pariwisata, Korea Midland Power Co Ltd, Pemerintah Riau dan Euro CAP Corporation berupa joint development agreement untuk Riau Indragiri Hulu Mine-Mouth Power Project.

Menurut Lutfi, Indonesia saat ini sangat membutuhkan investasi dari Korea Selatan mengingat selama ini Korea Selatan merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia yaitu nomor keenam selama 1990 sampai Januari 2009.

"Korea Selatan menempati posisi keenam dalam peringkat investasi terbesar di Indonesia. Sejak 1990 sampai dengan Januari 2009, Korea Selatan telah menginvestasikan dananya sebesar 4,8 miliar dolar AS dengan proyek sebanyak 1.195," tuturnya.

Sejak 2008, Korea Selatan telah menginvestasikan dana sekitar 75 juta dolar AS di sektor industri tekstil dan alas kaki.

"Untuk 2009 sendiri Korea Selatan mempunyai komitmen besar di Infrastruktur, terutama untuk masalah listrik dan kehutanan. Dari investasi yang sudah dilakukan, pekerja yang terserap sebanyak 402.991 pekerja Indonesia," ujar Lutfi menambahkan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009