New Delhi (ANTARA News/AFP) - Profesor AS yang dikenal dengan sebutan "Dr. Doom" (malapetaka) dalam memprediksi krisis keuangan mengatakan bahwa resesi dunia akan berlangsung selama tahun ini dan bisa berlanjut hingga tahun depan, demikian laporan harian India, Sabtu. Profesor dari Universitas New York, Nouriel Roubini mengatakan, dalam skenario terbaiknya, resesi akan berlanjut hingga 2010 di negara-negara maju, sedangkan penurunan lapangan kerja akan tetap terjadi di tahun lanjutan itu, kata Mail Today India. Roubini mengatakan, seluruh pemerintah di dunia mengalami kegagalan dalam mengatasi krisis, sementara "pembuat kebijakan bergerak pada arah yang benar, namun terlalu sedikit dan terlalu terlambat dalam penerapannya." Berbicara di konferensi New Delhi, Roubini memperingatkan AS, Eropa dan Jepang harus bertindak bersama di antara mereka untuk mencegah perekonomian dunia tenggelam lebih dalam. "Masyarakat mengharapkan resesi akan dalam bentuk V -- penurunan tajam diikuti pemulihan cepat yang setara," katanya. "Namun kita ini di tengah resesi buruk bentuk U," katanya Jumat. Roubini mengatakan, dasar dari bentuk U -- lamanya waktu perekonomian dunia mengalami masa penyusutan -- akan terjadi selama tiga tahun mulai Desember 2007. Namun ia mengatakan masih ada satu dari tiga peluang bahwa resesi akan berubah menjadi bentuk L -- periode lama untuk terjadi stagnasi dan produksi yang merosot, dibarengi harga yang berjatuhan karena permintaan berkurang. Pada awal 2005, Roubini mengatakan harga perumahan AS sedang mengalami gelombang spekulasi dan akan segera menenggelamkan perekonomian, namun menolak sebagai datangnya ajal. Di Delhi, ia mengatakan problem di sistem keuangan dan lembaga keuangan bertambah buruk, namun prospeknya dapat diperbaiki dengan tindakan para pemerintah terhadap bank-bank bermasalah, membersihkannya dan menjualnya ke investor swasta. "Masyarakat mengatakan, saat AS bersin, negara lain di dunia demam. Dalam kasus ini, AS tidak hanya bersin, namun mengalami radang paru-paru kronis yang berat." "Kita akan tenggelam dan berenang bersama," katanya, sambil menambahkan bahwa tidak ada tindakan kebijakan baru di negara berkembang raksasa, India dan China, yang bisa menarik perekonomian dunia dari kemerosotan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009