New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya Jumat waktu setempat, ditengah pertemuan para menteri keuangan G20 untuk menangani krisis ekonomi global dan reformasi regulasi keuangan, kata para dealer.

Dolar terus memperoleh dukungan, setelah penasihat ekonomi Presiden AS Barack Obama, Lawrence Summers, mengatakan upaya penyelamatan pemerintah telah menstabilkan belanja konsumen.

Mata uang tunggal Eropa merosot menjadi 1,2898 dolar AS dibandingkan posisi terakhir Kamis di New York pada 1,2916 dolar AS.

Terhadap mata uang Jepang, dolar AS juga menguat menjadi 98,03 yen dibanding posisi Kamis 97,70 yen.

Euro melemah karena investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan tiga hari berturut-turut dan berakhirnya spekulasi bahwa para menteri keuangan G20 akan mencapai kemajuan dalam merancang satu konferensi tingkat tinggi (KTT) G20  yang produktif di London, awal bulan depan.

Pada Kamis, euro mencapai 1,29 dolar AS karena "rally" saham yang kuat di Wall Street di tengah harapan sektor keuangan akan membaik sehingga mengurangi predikat dolar sebagai tempat investasi yang aman.

"Pasar beristirahat sebelum pertemuan G20. Pasar ingin mendengar sesuatu tentang aset-aset beracun yang ada pada bank-bank yang telah menyumbat aliran kredit," kata Jessica Hoversen dari MF Global.

Sementara Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia, menginginkan adanya koordinasi untuk stimulus internasional, dan pentingnya memperketat regulasi pasar dan institusi keuangan.

Marc Chandler dari Brown Brothers Harriman mengatakan rendahnya harapan pada pertemuan para pimpinan keuangan G20 telah menyokong naiknya dolar AS.

"Pertemuan akhir pekan para pejabat untuk menyiapkan pertemuan G20 tak mungkin menghasilkan resolusi global penting... Kekecewaan itu sesuatu yang positif bagi dolar AS," kata dia.

Terri Belkas dari Forex Capital Markets mengatakan, berita adanya langkah yang terkoordinasi barangkali akan menaikkan risiko aset-aset dalam dolar AS.

Yang kontras, kata dia, "tak adanya konsensus dan sinyal pecah kongsi diantra anggota G20 berpotensi meningkatkan risiko yang justru positif untuk dolar AS."
    
China mengatakantidak akan menyerah pada tekanan internasional agar meninggalkan kebijakan nilai tukarnya yang mempertahankan mata uang yuan tetap rendah agar ekspor China menguat di pasar global.

"Tidak ada negara yang dapat menekan China untuk apresiasi atau depresiasai mata uangnya," kata Perdana Menteri China Wen Jiabao pada sebuah konferensi tahunan.

Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar AS menguat pada 1,1881 franc Swiss dibanding posisi Kamis pada 1,1860 franc, demikian juga terhadap pound yang menguat menjadi 1,3967 dolar AS dari sebelumnya 1,3940 dolar AS. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009