Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni meminta pemerintah bisa lebih tegas dengan menetapkan kebijakan penutupan penerbangan dari dan ke negara-negara yang memiliki angka infeksi COVID-19 yang tinggi seperti China, Italia, Iran, dan Korea Selatan.

"Pemerintah Indonesia harus berani ambil langkah untuk menutup penerbangan yang masuk tidak hanya dari Italia, tapi juga dari negara-negara lain di Eropa," kata Sahroni di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, Amerika Serikat sudah memberlakukan kebijakan itu dan selain penerbangan dari Eropa, dari Asia juga perlu dipertimbangkan untuk dihentikan.

Menurut dia, pemerintah harus berani menutup semua bandara dari penerbangan luar negeri yang datang dari negara-negara dengan angka COVID-19 yang tinggi.

Sahroni mengatakan, jika Indonesia masih akan menerima penerbangan yang datang dari luar negeri, maka penjagaannya perlu ekstra ketat salah satu upaya pencegahan yang bisa diambil adalah pemberlakuan sistem satu pintu di bandara.

"Jika memang perlu banget ada penerbangan dari Eropa maupun Asia yang masuk ke Indonesia, maka pemerintah bisa mempertimbangkan sistem satu pintu di bandara," katanya.

Dia mencontohkan, pengunjung masuk hanya boleh dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan keluarnya juga hanya boleh dari Soetta sehingga kita bisa sangat fokus dalam melakukan pemeriksaan.

Selain itu Sahroni menilai perlu pelibatan tim dari TNI dan Polri di bandara demi menghadirkan pemeriksaan dan pencegahan ekstra bagi para pengunjung yang hendak masuk ke tanah air.

"TNI dan Polri perlu siaga di Pintu masuk dan Pintu Keluar untuk pengamanan ekstra dan upaya pencegahan, dengan begitu kita waspada dengan cara yang baik," katanya.

Baca juga: Lima WNA ditolak masuk Juanda bukan karena COVID-19

Baca juga: Anies sebut Jakarta siap dukung pembiayaan pemeriksaan awal COVID-19

Baca juga: Satu di antara tujuh warga dalam pemantauan RSUD, negatif COVID-19

Baca juga: Narasi satu pintu, cara pemerintah meminimalisir hoaks virus corona

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020