Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampouw, di Jakarta, Senin, menyatakan, `Ikrar Kampanye Pemilu Damai` oleh para elite Parpol, Senin (16/3) ini, hendaknya jangan cuma ` hiasan` atau seremonial, tetap tak berwujud konkret di lapangan.

"Sebagai seruan moral, ikrar kampanye Pemilu damai itu memang perlu dan penting dilakukan. Tetapi sering kita menyaksikan di berbagai tingkatan Pemilu, semangat ikrar kampanye damai lebih sering menjadi `hiasan` atau seremonial di awal kampanye yang tidak punya dampak apa-apa terhadap perilaku kampanye Parpol," ujarnya.

Terutama, katanya, berkaitan dengan ulah para pendukung fanatik Parpol tertentu, yang membuat penyelenggaraan kampanye sering ternoda serta merusak citra demokrasi itu sendiri.

"Hal ini terjadi karena ikrar kampanye Pemilu dfamai cenderung sangat elitis, hanya di tataran segelintir elite pengurus Parpol, seingga tidak diketahui dan dipahami oleh para pendukung atau peserta kampanye di lapangan," ungkapnya.

Akibatnya, demikian Jeirry Sumampouw yang mantan Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) ini, banyak kali kampanye terjadi dengan nuansa kekerasan.

"Malah, nuansa kekerasan ini sangat dominan, baik secara fisik maupun verbal," tandasnya.

Karena itu, menurutnya, elite Parpol juga harus bertanggungjawab menularkan semangat kampanye Pemilu damai ini kepada pendukung maupun simpatisannya atau para peserta kampanye di lapangan.

"Parpol juga harus menjaga agar peserta kampanye Pemilu tidak berbuat anarkis dalam kampanye nanti," ujarnya lagi.


Potensi Konflik

Sementara itu, dengan berlakunya sistem suara terbanyak (dalam penentuan Caleg terpilih), demikian Jeirry Sumampouw, ada kecenderungan kampanye Pemilu itu (hanya) dilakukan oleh para calon anggota legislatif (Caleg) tertentu.

"Jadi, agaknya tidak lagi dilakukan secara langsung oleh Parpol. Fenomena inilah yang menurut saya membuat potensi konflik lebih besar, tidak saja hanya akan terjadi antar Parpol tetapi antar Caleg dan pendukung masing-masing," katanya mengkhawatirkan.

Bahkan, menurutnya, potensi konflik itu bisa terjadi tidak hanya antara Caleg berbeda Parpol, tetapi di lingkup internal Parpol itu sendiri.

"Karena itu, sebaiknya ikrar kampanye Pemilu damai juga dilakukan di tingkat para Caleg, agar bisa memberi dampak yang signifikan bagi proses kampanye (secara demokratis, serta damai) nanti," ujarnya.

Yang jelas, kata Jeirry Sumampouw, ikrar kampanye Pemilu damai bukan jaminan kampanye akan berjalan lancar tanpa kekerasan dan anarkis, sehingga kita semua harus mengusahakan bersama upaya ke arah kedamaian tersebut.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009