Tokyo (ANTARA news) - Seminggu sudah pihak Japan Coast Guard (Penjaga Pantai Jepang) melakukan pencarian terhadap 16 pelaut asing, sembilan di antaranya berasal dari Indonesia, namun hasilnya masih nihil. Wakil Dubes RI untuk Jepang Ronny P Yuliantoro mengatakan hal itu di Tokyo, Selasa, berkaitan dengan hasil pencarian yang dilakukan pihak Jepang sejak terjadinya peristiwa tabrakan kapal Orchid Pia yang berbendera Korea Selatan (Korsel) dan kapal Cygnus Ace berbendera Panama di perairan Izu Oshima, Jepang. "Laporan yang saya terima hingga Selasa petang ini masih terus dilakukan pencarian," kata Rony yang baru saja menerima laporan perkembangan terbaru dari pihak Jepang. KBRI Tokyo, katanya, sudah melaporkan perkembangannya ke Jakarta yang saat ini masih terus menghubungi satu per satu para keluarga pelaut yang hilang tersebut. Tabrakan antara kapal kargo Orchid Pia, dan kapal Cygnus Ace, terjadi di perairan sekitar 120 kilometer selatan Tokyo, pada 10 Maret lalu, pukul 02.15 waktu setempat. Ketika tabrakan terjadi jarak pandang di wilayah itu sangat buruk karena hujan. Akibat tabrakan, kapal Orchid Pia yang berbobot 4.250 ton tenggelam, sementara kapal Cygnus Ace seberat 10.833 ton selamat dan hanya mengalami kerusakan di bagian lambungnya. Semua awal kapal Panama itu selamat, termasuk dua pelaut asal Indonesia. Kapal itu kemudian ikut membantu pencarian. Kapal Cygnus Ace membawa 19 awak kapal yang terdiri dari 14 warga Thailand, tiga Myanmar, dan dua Indonesia. Saat kejadian, kapal Korsel yang mengangkut peralatan baja itu dalam perjalanan pulang, sementara kapal Panama yang mengangkut seratus lebih mobil sedang menuju pelabuhan Aichi, sekitar 200 km barat dari lokasi tabrakan. Kapal Cygnus Ace sendiri kini masih ditahan pihak Japan Coast Guard guna penyelidikan sebab-sebab kecelakaan. Sedangkan dua pelaut Indonesia yang bekerja di kapal tersebut dinyatakan sehat. Dubes RI Untuk Jepang Jusuf Anwar dan sejumlah anggota satgas dari KBRI Tokyo sudah bertemu dengan pelaut Indonesia, masing-masing Jasri Mualim I (Chief Officer) dan Muhammad Masrib Mahmud sebagai Mualim II (Deck Officer) usai menjalani pemeriksaan. Keduanya tidak dijadikan tersangka karena saat itu sedang tidak berdinas (istirahat), sedangkan yang melakukan tugas jaga adalah kapten kapal berkebangsaan Thailand dan Mualim III berkebangsaan Myanmar. Tim SAR Jepang melibatkan sepuluh kapal patroli dan 12 helikopter guna menemukan para pelaut yang hilang. Operasi pencarian juga melibatkan tim ahli penyelamatan serta pakar lingkunga guna memantau kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009