Kairo (ANTARA News/AFP) - Mesir telah mengirim seorang pejabat senior ke Washington guna mengusahakan pengendoran syarat-syarat AS pada Hamas untuk bergabung dengan pemerintah Palestina yang diakui secara internasional.

Kepala intelijen Omar Suleiman, orang yang ditunjuk Mesir untuk urusan Israel-Palestina, berada di Washington, Selasa, di tengah pembicaraan rekonsiliasi Palestina yang goyah di Kairo.

Para utusan senior dari gerakan Islam Hamas, kelompok Fatah pimpinan presiden Palestina Mahmud Abbas yang didukung Barat dan kelompok lainnya telah mulai bekerja delapan hari lalu dalam beberapa komisi yang dibentuk untuk memecahkan masalah mereka.

Fatah dan Hamas telah terbagi dengan sengit sejak Hamas, yang menang dengan suara mayoritas dalam pemilihan parlemen 2006, merebut Jalur Gaza dalam sepekan pertempuran mematikan pada Juni 2007, sehingga wewenang Abbas terbatas di Tepi Barat.

"Mesir sedang melakukan upaya dengan sejumlah pihak asing, khususnya pemerintah AS, untuk memperoleh perjanjian guna mencapai formula kompromis yang akan diterima Hamas dan masyarakat internasional," utusan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina Kayed al-Ghoul mengatakan.

Menlu Mesir Ahmed Abul Gheit sekarang ini juga di Brussels untuk berbicara dengan para pejabat termasuk kepala kebijakan Uni Eropa Javier Solana.

Kuartet Timur Tengah -- yang terdiri atas AS, Uni Eropa dan juga PBB dan Rusia -- mensyaratkan hubungan dengan Hamas berdasar pada pengakuannya atas Israel dan komitmenya pada perjanjian Palestina-Israel pada masa lalu.

Hamas, dan beberapa kelompok Palestina yang lebih kecil, mengatakan syarat-syarat kuartet itu tak dapat diterima.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009