Jakarta (ANTARA News) - Tim ekspedisi "Kilimanjaro for Lupus" berhasil mengibarkan bendera merah putih di Uhuru, puncak tertinggi Gunung Kilimanjaro (5.895 meter dpl), Tanzania, yang menjadi puncak gunung tertinggi di Afrika, pada 22 Februari.

Anggota tim ekspedisi Diah Bisono melalui siaran persnya yang diterima ANTARA, Rabu (18/3) malam, menyatakan, kegiatan pendakian itu merupakan satu dari rangkaian kegiatan Yayasan Lupus Indonesia untuk memperingati Hari Lupus Dunia (World Lupus Day) pada Mei 2009.

Tim ekspedisi tersebut merupakan para pendaki Indonesia berusia di atas 40 tahun, dan keberhasilan ini merupakan yang kedua kalinya setelah pencapaian puncak Kalla Patthar, di pegunungan Himalaya pada 2006.

Lupus merupakan suatu penyakit sistem imunitas tubuh yang penyebabnya belum diketahui. Tubuh penderita memproduksi anti bodi yang menyerang jaringan tubuh sehat, hingga menyebabkan kegagalan fungsi organ, cacat, bahkan kematian.

Penyakit lupus sebagian besar menyerang perempuan usia produktif, dan delapan dari sepuluh kasus baru yang muncul dari penyakit tersebut menimpa perempuan usia 15 tahun sampai 60 tahun.

"Pendakian ke puncak Uhuru Peak dimulai dari Marangu Gate, pintu masuk Taman Nasional Kilimanjaro, pada 18 Februari," katanya.

Kemudian, pencapaian menuju puncak gunung tertinggi di Benua Afrika tersebut, harus mencapai "Gillman`s Point" (5.703) yang ditempuh tim selama delapan jam dengan melewati bibir kawah Gunung Kilimanjaro.

Dikatakan, rasa lega dirasakan oleh seluruh pendaki, mengingat bagian tersebut merupakan perjalanan terberat dari seluruh pendakian gunung itu.

"Puncak Mawenzi tampak jelas diterangi bayang-bayang cahaya matahari terbit yang mulai tampak, dengan susah payah menahan keletihan, udara yang semakin dingin, pendakian dilanjutkan selama dua jam menuju puncak salju Uhuru-Kilimanjaro," katanya.

"Akhirnya pada 22 Februari 2009, pukul 10.30 waktu setempat, bendera merah putih dan `Kilimanjaro for Lupus` berkibar di puncak tertinggi, Uhuru," katanya.

Tim ekspedisi itu terdiri atas 10 orang, yakni Veronica (46) anggota Wanadri, Miranda Wiemar (42) anggota Mapala Universitas Indonesia (UI), Ami KMD Saragih (45) anggota Palawa Universitas Padjadjaran (Unpad), Tejasari (41) anggota Aranyacala Universitas Trisakti, dan Jeannie (39) profesional perbankan.

Sri Rejeki (47) anggota Palawa Unpad, Widjajono (57) dosen salah satu universitas di Bandung, Dodi Johanjaya (42) anggota Mapala UI yang juga produser Jejak Petualang Trans-7, Amalia Yunita (42) anggota Aranyacala Trisakti, dan Diah Bisono (44) anggota Mapala UI. (*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009