Washington (ANTARA News) - Presiden Barack Obama mengeluarkan seruan melalui rekaman video --yang belum pernah terjadi sebelumnya-- kepada Iran, Jumat, menawarkan sebuah "babak baru" hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

"Pemerintahan saya saat ini menjunjung diplomasi yang memberi perhatian terhadap cakupan semua isu sebelum kami dan diplomasi yang melanjutkan hubungan yang konstruktif," kata Obama seperti dikutip Reuters

Pemerintahan Obama --yang merupakan peralihan besar dari kebijakan isolasi terhadap Iran yang diterapkan mantan Presiden George W. Bush --yang mencap Iran sebagai salah satu "poros kejahatan"-- telah memperlihatkan keterbukaan untuk menjalankan kontak diplomatik langsung dengan Tehran.

Obama, yang memberikan kesan ingin mengulurkan tangan secara langsung kepada para pemimpin Iran dan rakyat mereka, mengatakan: "Proses ini tidak akan dilanjutkan dengan ancaman-ancaman. Kita justru mencari hubungan yang jujur dan didasarkan atas upaya saling menghargai."

Ia mengatakan, Amerika Serikat menginginkan Iran mendapatkan "tempat yang selayaknya di komunitas kebangssan," tapi juga menegaskan bahwa Iran harus melaksanakan upaya untuk mencapai rekonsiliasi.

"Anda memiliki hak itu --tapi hak itu juga diikuti dengan tanggung jawab nyata dan bahwa tempat itu tidak bisa dicapai melalui teror senjata, melainkan dengan aksi-aksi damai yang menunjukkan kebesaran rakyat dan peradaban Iran yang sesungguhnya," kata Obama.

"Langkah untuk mencapai kebesaran adalah bukan dengan kemampuan untuk menghancurkan. Kemampuan Anda untuk membangun dan mencipta adalah yang perlu ditunjukkan," katanya, menyinggung program nuklir Iran dan upaya pembangunan peluru kendali yang dijalankan negara itu.

Untuk menekankan keseriusan saran Obama, Gedung Putih telah menyebarkan rekaman video dengan terjemahan Bahasa Farsi dan memunculkan rekaman tersebut di laman Gedung Putih yang pemasangannya disesuaikan dengan masa-masa perayaan Nowruz, yaitu untuk merayakan kedatangan musim semi.

Nada Perdamaian

"Saya ingin berbicara langsung kepada rakyat dan para pemimpin Republik Islam Iran," kata Obama dengan nada perdamaian yang terdengar begitu kontras dibandingkan dengan pendekatan oleh Bush si garis keras.

"Kami ingin kita sepakat akan datangnya babak baru."

Keinginan Obama untuk berbicara dengan musuh-musuh AS seperti Iran disambut baik oleh dunia internasional dan dianggap sebagai langkah pelepasan diri dari "diplomasi koboi" Bush --sebutan yang melambangkan langkah sepihak berupa penyerangan yang dipimpin AS ke Irak pada tahun 2003.

Kendati berhenti pada tawaran-tawaran spesifik, Obama mengatakan, dirinya mencari "masa depan dengan pertukaran yang diperbaharui di antara rakyat kedua negara serta peluang-peluang yang lebih luas bagi terciptanya kemitraan dan perdagangan."

Namun ia mencatat bahwa, "Hal ini tidak dapat dicapai dengan mudah."

AS dan Iran berseteru mengenai program nuklir Iran, yang dikatakan Washington ditujukan untuk membangun persenjataan atom, sementara Iran bersikeras program itu dikembangkan untuk penggunaan damai.

Obama juga telah menekankan perlunya Iran untuk mengakhiri bantuan bagi kelompok-kelompok yang dianggap AS sebagai organisasi teroris dan "menghindari pemakaian pernyaan-pernyataan yang membuat panas" terhadap sekutu AS, Israel.

AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran selama krisis penyanderaan tahun 1979-1981, saat para mahasiswa Iran menyekap 52 sandera diplomat AS di Kedubes AS selama 444 hari.

Obama telah menyatakan bahwa AS sedang berupaya mengulurkan perdamaian kepada Iran jika negara tersebut "tidak mengepalkan tinjunya."

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa ia terbuka terhadap dialog dengan Washington, namun menuntut adanya perubahan mendasar dalam kebijakan AS terhadap Timur Tengah.

Untuk menunjukkan keseriusan, pemerintahan Obama baru-baru ini mengatakan akan mengundang Teheran untuk menghadiri konferensi internasional soal Afghanistan pada bulan ini.

Iran mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan undangan tersebut. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009