Kediri (ANTARA News) - Tingkat peredaran uang palsu (upal) diindikasikan meningkat menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) April 2009, yang terbukti dari semakin meningkatnya temuan upal di Bank Indonesia (BI) Kediri. "Selama tahun 2009 ini, terjadi lonjakan peredaran upal. Hal itu kami nilai dari jumlah upal yang masuk ke kantor," kata Deputi Pemimpin BI Kediri, Marlison Hakim, di Kediri, Jawa Timur, Jumat. Ia mengungkapkan, selama Februari 2009, pihaknya telah menerima penukaran upal hingga 617 lembar. Jumlah tersebut, lebih tinggi ketimbang, bulan sebelumnya, Januari yang hanya 233 lembar. Marlison merinci dari jumlah upal yang beredar selama Februari, jenis pecahan yang paling banyak ditemukan adalah Rp50 ribu sebanyak 321 lembar. Sedangkan, untuk pecahan Rp100 ribu sebanyak 264 lembar, Rp20 ribu sebanyak 21 lembar, Rp10 ribu sebanyak empat lembar, dan Rp5 ribu sebanyak tujuh lembar. Sementara, Januari terdapat pecahan Rp50 ribu sebanyak 120 lembar, Rp100 ribu sebanyak 99 lembar, Rp20 ribu sebanyak 13 lembar, dan pecahan Rp1.000,00 hanya satu lembar. Marlison menduga, peredaran upal tersebut akan terus meningkat seiring dengan pelaksanaan pemilu yang tinggal sekitar tiga minggu lagi. "Kemungkinan dalam pemilu, tingkat peredaran upal bisa meningkat," katanya mengungkapkan. Pihaknya berharap masyarakat mewaspadai upal dengan memperhatikan kondisinya, seperti garis maupun gambar dan tingkat kasar kertas yang digunakan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009