Medan (ANTARA News) - Pemerintah dan pengusaha Kanada menilai Indonesia masih akan menjadi tempat investasi dan wisata yang menarik menyusul tingkat keamanan yang semakin tinggi dan diikuti dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan yang kondusif termasuk menyangkut soal investasi. "Kanada misalnya, sudah menyatakan Indonesia sudah cukup aman untuk dikunjungi dan faktanya memang begitu. Saya dan warga Kanada lainnya misalnya tidak mendapat gangguan apa-pun meski berjalan tanpa kawalan di semua daerah termasuk di Medan," kata Duta Besar Kanada untuk Indonesia, YM John Holmes, di Medan, Jumat. John Holmes, berada di Medan, sebagai pimpinan delegasi pengusaha Kanada yang mengunjungi Sumut. Kunjungan delegasi Kanada itu berada di Sumut selama tiga hari dengan melakukan berbagai kegiatan mulai bertemu dengan Gubernur Sumut Syamsul Arifin dan pengusaha anggota Kadin Sumut, mengunjungi beberapa industri hingga berwisata ke Danau Toba Prapat. Dengan kondisi seperti itu, kata dia, diyakini kuat bahwa Indonesia masih menjadi incaran untuk tempat investasi maupun wisata. Apalagi, kata dia, Indonesia seperti di Sumut memiliki sumber daya alam yang banyak dan bagus termasuk jumlah penduduknya yang banyak sehingga potensi pasarnya masih cukup besar. "Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia juga cukup bagus. Misalnya tentang UU Investasi, mungkin yang diperlukan adalah percepatan penerapannya di berbagai daerah," katanya. Keyakinan bahwa Indonesia cukup diminati sebagai tempat investasi, kata dia, sudah terbukti dari maunya 10 perusahaan besar di Kanada ikut delegasi dagang ke Sumut. Holmes juga memuji tentang Danau Toba, dan meyakini bahwa objek wisata itu masih akan tetap diminati wisatawan asing. "Saya yakin, jumlah wisatawan mengunjungi Danau Toba akan semakin banyak setelah Bandara Kuala Namu pengganti Polonia selesai karena selain bandaranya semakin bagus juga jarak tempuhnya semakin dekat," katanya. Danau Toba itu sudah dikenal di luar negeri termasuk di Kanada dan memang danaunya cukup bagus, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009