Bandung (ANTARA News) - Banyak pihak yang mengira membuat bisnis pariwisata amat sulit, membutuhkan waktu yang lama serta modal yang sangat besar, apalagi disaat krisis, pengunjung menurun, pendapatan menurun. "Padahal, masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan sistem bisnis berbasis `cluster` atau secara harfiahnya berarti pengalokasian atau pengorganisasian," kata pakar pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Rhenald Kasali di Bandung, Sabtu. Sistem ini memungkinkan sinergi dari semua pihak. Dengan cluster, pariwisata tidak `sendirian`, katanya disela-sela Seminar Sehari Saung Angklung Udjo dengan tema "Strategi Mengelola Peluang dan Ancaman Bisnis Industri Budaya dan Wisata", di Saung Angklung Udjo. Sistem "Cluster" memungkinkan pihak-pihak yang selama ini berada berjauhan menjadi berada dalam satu lokasi sehingga ada semacam spesialisasi pariwisata, katanya sembari mencontohkan dengan California Wine Cluster di Amerika Serikat. Dikatakanya, ditempat tersebut terdapat universitas yang meneliti tentang anggur beserta hamanya sehingga bisa bersinergi dengan petani anggur yang berada ditempat yang sama untuk memproduksi anggur yang baik. Produsen anggur juga berada ditempat yang sama bersidergi dengan tempat makan atau restoran yang lain. Hal ini bisa berkembang lagi menjadi membangun "resort" atau lainnya. "Indonesia masih kekurangan spesialis, yang ada hanya agen pariwisata yang generalis yang menyediakan segala macam bentuk pariwisata", kata Rhenald. Padahal, menurut dia, apabila ada spesialisasi baik bidang akademisi berupa visi maupun pengalaman dari pengusaha pariwisata maka akan terbentuk suatu pengalaman berwisata yang profesional yang mungkin tidak akan dilupakan oleh wisatawan. Tanpa perlu mengeluarkan modal yang besar, bisnis bersama sama akan melibatkan banyak pihak seperti perusahaan daerah han perusahaan privat, komunitas, peneliti, universitas, pemerintah kota atau kabupaten, maupun institusi keuangan. Diperlukan rasa percaya yang tinggi baik keyakinan maupun kepercayaan semua pihak. Percaya bahwa Indonesia dapat melalui krisis dengan strategi-strategi jitu dan bantuan dari semua pihak, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009