Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan masih tertekan oleh sentimen wabah COVID-19 atau virus corona.

Pada pukul 09.20, IHSG melemah 176,49 poin atau 3,6 persen ke posisi 4.731,08. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 37,96 poin atau 4,88 persen menjadi 739,31.

"Kami menilai, efek virus crona pada pasar domestik masih akan mendominasi pasar pada hari ini dan berpotensi menurunkan frekuensi transaksi dan menekan pergerakan IHSG," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam riset yang dikutip Antara di Jakarta, Senin.

Mengawali minggu ini, The Fed menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin menjadi 0,25 persen dan melancarkan "Quantitative Easing" (QE) sebesar 700 miliar dolar AS yang diharapkan dapat membantu pelemahan ekonomi yang terjadi.

Di pasar Eropa, rencana QE sebesar 120 miliar Euro dari European Central Bank (ECB) turut meredakan kekhawatiran pasar terhadap krisis Eropa.

Pekan lalu, pasar AS turut ditutup positif merespons pernyataan The Fed yang akan mendorong pasar dengan melakukan pembelian bertahap dimulai dengan obligasi tenor 30 tahun serta wacana pembebasan pajak dari Presiden AS Donald Trump.

Hari ini, data neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2020 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus memperkirakan ekspor akan turun 6 persen dan impor turun 3,08 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 38,8 poin atau 0,22 persen ke 17.649,9, indeks Hang Seng melemah 542,3 poin atau 2,26 persen ke 23.490,6, dan indeks Straits Times melemah 70,53 poin atau 2,68 persen ke 2.563,47.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020