Seoul (ANTARA News)- Korea Utara(Korut) akan menutup  dua rute udaranya  4-8 April sehubungan dengan rencana peluncuran roketnya, kata para pejabat Korea Selatan (Korsel), Minggu.

Pusat pengendali lalulintas rute udara Korut  memberitahu kepada Korsel , Sabtu mengenai penutupan sementara itu, kata kementerian  dalam negeri, transpor dan maritim dalam sebuah pernyataan.

Kedua rute udara yang akan ditutup itu adalah yang menghubungkan Korut dengan kota pelabuhan Vladivostok Rusia dan ke Jepang , akan tetap tutup selama lima jam dari pukul 11:00 waktu setempat (09:00WIB)  setiap hari selama lima hari, kata pernyataan itu.

Korut menyatakan "satu peluncuran satelit komunikasi" sebagai alasan bagi penutupan sementara rute-rute udara itu, kata pernyataan tersebut.

Peluncuran roket yang direncanakan itu  adalah sumber penting ketegangan di kawasan itu.

AS,Korsel dan Jepang mendesak Korut membatalkan rencana untuk meluncurkan roket  itu yang menurut mereka sebagai satu dalih untuk melakukan ujicoba rudal jarak jauh Taepodong-2, yang dapat menjangkau Alaska, AS.

Jepang,yang telah lama mengembangkan satu sistem pertahanan rudal dengan  bantuan AS,  mengatakan pihaknya siap menembak jatuh satu rudal yang menuju wilayahnya.

Para pejabat militer AS juga mengatakan  Washington dapat mencegat satu rudal Korut.

Pyongyang, yang melawan tekanan bagi pembatalan peluncuran itu, memperingatkan bahwa pihaknya menganggap usaha untuk menembak jatuh roketnya sebagai bagian aksi perang.

Kantor berita Korsel, Yonhap  yang mengutip  seorang pejabat Seoul yang tidak disebutkan namanya , Ahad mengatakan dua kapal perusak yang dilengkapi rudal Aegis berada di Laut Jepang  (Laut Timur)  setelah pelatihan militer AS-Korsel  untuk mendeteksi dan melacak sebuah roket Korut.

Salah satu dari kapal-kapal perusak itu  adalah USS John McCain  berbobot mati 9.200 ton  dengan sistem tempur Aegis  yang memungkinkan nya untuk melacak secara serentak 100 sasaran dari lebih 100 km, kata Yonhap.

Kapal perusak itu juga membawa sejumlah  Standar Rudal-3 (SM3)  yang menjadi tulang punggung pertahanan rudal angkatan laut AS.

Para pejabat militer AS tidak segera bisa dihubungi untuk diminta komentar.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009