Jakarta (ANTARA News) - Tudingan elite politik dari PDIP yang seolah-olah terjadi penggelembungan daftar pemilih tetap (DPT) untuk daerah pemilihan Jawa Timur VII, menurut Caleg dari Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, tidak lain hanyalah bentuk pengalihan isu lantaran panik untuk menghadapi pemilu legislatif yang tinggal 18 hari lagi.

"Targetnya hanya itu, sekedar mengalihkan isu," kata Ramadhan Pohan, Caleg DPR-RI nomor urut 1 dari Partai Demokrat kepada ANTARA di Jakarta, Minggu, menanggapi tudingan kalangan elite politik PDIP yang disimpulkannya tidak valid karena tidak didasari bukti.

Kepanikan tersebut dinilai makin muncul ke permukaan, selain makin dekatnya hari pelaksanaan Pemilu Legislatif juga diduga ada kaitannya dengan makin naiknya popularitas figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang makin memantapkan posisi Partai Demokrat di mata rakyat.

Naiknya posisi SBY dan partai Demokrat itu, tercermin dalam beberapa polling yang dilakukan lembaga survei seperti LSI yang dipimpin Syaiful Mujani dan Reform Institute beberapa hari lalu.

Khusus untuk daerah pemilihan VII Jawa Timur, menurut Ramadhan Pohan, partainya tidak hanya siap menghadapi Pemilu legislatif tetapi benar-benar mantap setelah para aktivis partai yang dipimpin Caleg Edhie Baskoro Yudhoyono aktif menjumpai konstituen di lapangan.

"Saya sendiri sudah memasuki 358 titik konstituen," tegas Ramadhan Pohan yang juga dikenal sebagai pimpinan redaksi Jurnal Nasional, memberi ilustrasi tentang kesiapan partainya menghadapi pelaksanaan pemilu itu.

Ia menegaskan, tindakan ini jauh lebih baik dibanding sikap elite politik partai tertentu yang hanya bisa mencari kambing hitam dengan mendiskreditkan KPUD setempat.

"Mawas dirilah, mengapa rakyat memberi respek yang baik terhadap Partai Demokrat beserta figur SBY," katanya lagi, sambil mengibaratkan sikap yang hanya pandai menuding-nuding seperti itu ibarat pepatah lama: kuman diseberang lautan kelihatan, tetapi gajah di pelupuk mata malah tidak terlihat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009