Washington (ANTARA News/AFP) - Para eksekutif divisi produk keuangan AIG setuju untuk mengembalikan bonusnya senilai 50 juta dolar AS di tengah maraknya ketidaksetujuan penggunaan uang para pembayar pajak untuk para eksekutif dari perusahaan asuransi besar itu. Lima belas dari 20 pimpinan yang telah menerima cek bonus setelah pemerintah AS membelanjakan 165 juta dolar untuk menyelamatkan American International Group (AIG)bersedaian untuk mengembalikan bonus mereka, kata Jaksa Agung New York Andrew Como, Senin malam. Persetujuan itu datang di saat Menteri Keuangan AS Timothy Geithner dan Ketua Federal Reserve AS Ben Bernanke menghadapi gugatan para anggota DPR AS, Selasa, menyusul bantuan dari pemerintah untuk AIG digunakan sebagai bonus yang berlebihan. Sebanyak 15 eksekutif dari unit produk keuangan diperkirakan akan mengembalikan 30 juta dolar dalam bentuk kas. Cuomo mengatakan, sebanyak 50 juta dolar, termasuk bonus bagi para karyawan lainnya di unit tersebut, juga akan dikembalikan, katanya. Pada kuartal akhir 2008, AIG mencatatkan kerugian sebesar 61,7 miliar dolar AS, yang merupakan kerugian kuartalan terbesar yang pernah tercatat di AS. Pemerintah AS sejauh ini telah menyuntikkan dana sekitar 170 miliar dolar ke perusahaan raksasa asuransi itu untuk menjaga dari kegoncangan yang akan mengkhawatirkan terjadinya kebangkrutan dan memperdalam krisis likuiditas pasar. "Saya ingin mengatakan ini untuk para individu yang telah mengembalikan uang: `Anda telah melakukan hal yang benar. Anda telah melakukan apa yang negara sekarang butuhkan dan minta`," kata Cuomo dalam statemennya. Sembilan dari 10 penerima bonus terbesar telah setuju mengembalikan uangnya, kata Cuomo sambil menyatakan dirinya berharap dapat mengambil balik seluruhnya 80 juta dolar yang telah dibayarkan sebagai bonus di AS. Divisi produk keuangan secara luas dipersalahkan atas jatuhnya perusahaan asuransi itu dengan kegiatan investasinya di sektor derivatif keuangan yang kompleks. AIG dicaci maki atas penggunaan dana talangan pemerintah senilai 165 juta dolar untuk membayarkan bonus para stafnya, meski mengalami kerugian yang besar di perusahaannya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009