Manila (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya 41.000 orang Filipina kehilangan pekerjaan akibat krisis global, kata Presiden Gloria Arroyo, Selasa.

Jumlah itu meliputi para pekerja kontrak di luar negeri yang dipulangkan karena perekonomian tuan rumah memburuk akibat resesi dan juga para pekerja di pabrik-pabrik lokal yang jatuh akibat tuntutan global yang memburuk, katanya dalam wawancara dengan radio pemerintah.

Jumlah orang Filipina yang kehilangan pekerjaan itu meningkat 6.000 dari jumlah yang diumumkan oleh Departemen Tenaga Kerja pada awal bulan ini.

Arroyo mengatakan, jumlah terbaru meliputi beberapa pekerja yang melepaskan kewarganegaraannya yang kembali dari Dubai dan Qatar, dan juga orang-orang yang menabung dari industri yang berorientasi ekspor di Filipina.

"Dua pertiga dunia dalam resesi. Sejauh ini, orang-orang Filipina tak dalam resesi dan kami ingin menjamin bahwa kami tak terseret ke sana," katanya.

"Fokus pemerintah adalah dalam menciptakan maupun mempertahankan pekerjaan dan juga untuk menurunkan inflasi," katanya.

Jumlah pengangguran pada Januari 2009 sebanyak 7,7 persen atau 2.855 juta, meningkat 0,3 persen poin atau 180.000 dari setahun sebelumnya.

Manila akan terus memberikan bantuan yang tepat sasaran kepada orang-orang Filipina yang termiskin sehingga mereka memiliki akses ke beras yang murah dan transportasi.

Sementara perwakilan-perwakilan pemerintah telah diperintahkan untuk "mengencangkan ikat pinggang dan hidup dengan cara-cara kita," tegas Arroyo, ia tak akan mem-PHK (para pekerja pemerintah),

bahkan orang-orang yang kondisi mereka tidak sebaik itu.

Pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa sembilan juta orang Filipina, sepersepuluh dari total penduduk, tenaga kerja yang setengah menganggur maupun orang-orang yang sedang mencari pekerjaan, dan Arroyo mengatakan jumlahnya akan segera meningkat pada akhir tahun sekolah.

Sebagai bagian dari langkah-langkah penghematan biaya, Arroyo mengatakan ia telah membatalkan parade tahunan Hari Kemerdekaan 12 Juni di Manila.

"Kami tak akan membelanjakan 30 juta peso (kuranglebih 625.000 dolar) untuk parade itu, meskipun kami akan menjadi tuan rumah pekan raya lapangan kerja selama tiga hari," tambahnya.

Pemerintah mulai menghitung kerugian kerja akibat krisis ekonomi global pada Oktober 2008.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009