Kami punya peluang kecil untuk memutus rantai infeksi COVID-19
Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia memperingatkan gelombang baru infeksi virus corona jika orang-orang tidak mematuhi pembatasan pergerakan selama dua minggu, yang dimulai pada Rabu, setelah jumlah kasus di negara itu melonjak dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.

Sejauh ini, Malaysia melaporkan dua kematian akibat virus corona, termasuk seorang pria yang menghadiri tablig akbar yang terkait dengan hampir dua pertiga dari 673 infeksi. Ribuan peserta tablig masih akan diuji, meningkatkan risiko penyebaran virus yang lebih luas.

"Kami punya peluang kecil untuk memutus rantai infeksi COVID-19," Noor Hisham Abdullah, direktur jenderal Kesehatan Malaysia, menulis dalam unggahan Facebook.

"Kegagalan bukanlah pilihan di sini. Jika tidak, kita mungkin menghadapi gelombang ketiga dari virus ini, yang akan lebih besar dari tsunami, kalau kita tetap bersikap masa bodoh."

Baca juga: Malaysia batalkan sementara larangan pulang antar negeri
Baca juga: Imigrasi perketat pengawasan terkait Malaysia akan lakukan lockdown


Malaysia dan Filipina, yang telah mengarantina sekitar setengah dari 107 juta penduduknya, telah memberlakukan pembatasan terhadap pergerakan orang di Asia Tenggara, menyebabkan kebingungan dan kekacauan, meskipun pasar modal di kedua negara akan tetap terbuka.

Beberapa jam sebelum pembatasan pergerakan diluncurkan pada tengah malam waktu Malaysia, ribuan orang mengantre di stasiun bus untuk kembali ke kota asal mereka. Kumpulan orang Malaysia yang pulang pergi setiap hari ke Singapura untuk bekerja, melintasi perbatasan untuk menghabiskan dua minggu ke depan di negara asalnya.

"Pertemuan massal di terminal bus dan kemudian orang-orang pergi ke seluruh negeri dari daerah COVID-19 yang aktif. Apakah kita tidak berpotensi menyebarkannya secara nasional?" tanya dokter Malaysia Christopher Lee di Twitter.

Jalan-jalan di Kuala Lumpur, termasuk yang paling padat di Asia Tenggara pada hari kerja, sebagian besar lengang pada Rabu. Beberapa kafe dan restoran dibuka, tetapi pelanggan hanya diizinkan membeli makanan untuk dibawa pulang.

Jaringan supermarket besar menetapkan langkah-langkah termasuk slot belanja khusus dan jalur kasir untuk orang tua dan penyandang disabilitas, serta membatasi pembelian bahan pokok seperti beras, tepung, minyak goreng, pembersih tangan, dan disinfektan.

"Orang-orang yang datang dan bergegas masih akan melihat penyakit ini menyebar," kata Ahmad Fauzi (60) yang bangun pagi untuk berbelanja untuk menghindari keramaian. "Mereka seharusnya lebih tenang."

Pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang baru menjabat bulan ini, mengatakan ada cukup stok barang penting untuk negara berpenduduk 32 juta orang itu.

Pertemuan Besar

Tablig akbar di sebuah masjid di pinggiran Kuala Lumpur dihadiri oleh 16.000 orang, 1.500 di antaranya orang asing, akhir bulan lalu. Sejauh ini 428 infeksi virus corona di Malaysia telah dikaitkan dengan wabah yang menular lewat  tablig  di masjid.

Pihak berwenang juga meminta peserta perayaan Hindu di negara bagian utara Penang untuk dites jika mereka menunjukkan gejala. Acara ini diadakan pada 8 Maret dan dihadiri sekitar 10.000 orang.

Sejauh ini tidak ada kasus infeksi atau dugaan infeksi di antara mereka, kata M Ramachandran, seorang pemimpin komunitas Hindu setempat, menambahkan bahwa semua pernikahan dan doa di kuil-kuil telah ditunda hingga 31 Maret.

Malaysia telah menutup perbatasannya bagi para pelancong, membatasi pergerakan internal, menutup sekolah-sekolah dan universitas-universitas, dan memerintahkan warganya tidak keluar rumah kecuali ada keperluan sangat penting.

Negara tetangga Thailand telah mengumumkan penutupan sekolah, bar, bioskop, arena sabung ayam, dan pusat hiburan lainnya.
 
Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020