Jakarta (ANTARA News) - Buku "Jejak Pak Harto di atas Prangko", sebuah rangkaian peristiwa dalam kehidupan mantan Presiden Soeharto yang direkam pada prangko Indonesia, diluncurkan pada Hari Filateli Nasional, pada 29 Maret 2009.

Putri mantan Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, yang biasa dipanggil Mbak Tutut di Jakarta, Minggu, memberi alasan antusiasmenya menerbitkan buku tersebut karena prangko adalah hal yang akrab dalam komunikasi sejak Indonesia merdeka hingga milenium ke-2.

"Surat adalah tulang punggung komunikasi ketika telematika belum berkembang. Jenderal Besar Pak Harto memanfaatkan prangko sebagai media komunikasi intensif untuk memastikan rakyatnya mengetahui kegiatan-kegiatan pembangunan," katanya.

Alasan berikutnya, lanjut Tutut, informasi ringkas tonggak pembangunan di bidang kehidupan terdokumentasi secara nyata dalam perangko.

Setelah peluncuran buku yang ditulis oleh Mahpudi itu, dilakukan pula penandatanganan sampul peringatan peluncuran buku tersebut dalam rangka Hari Filateli Nasional 2009.

Hadir dalam peluncuran tersebut mantan menteri di era Presiden Soeharto yang tetap aktif hingga kini, Prof Dr Emil Salim, mantan Kasum ABRI Letjen TNI (purn) R.H. Soeyono, dan sejumlah tokoh lain.

Tanggal 29 Maret adalah hari filateli nasional yang juga bertepatan dengan HUT Perkumpulan Filateli Indonesia (PFI) ke-87.

Di masa Soeharto berkuasa, lebih dari 330 seri prangko diterbitkan, baik yang bergambar Pak Harto, maupun yang mendokumentasikan progaram dan hasil kepemimpinannya.

Selain itu, digelar pula pameran filateli tematik tokoh Presiden ke-2 RI Soeharto, berupa ragam koleksi: Pak Harto dalam filateli, Pak Harto dalam Telegri (kartu telepon), Pak Harto dalam Numismatik (uang), hingga Pak Harto dalam buku.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009