Jambi (ANTARA News) - Komisi IV DPR RI membatalkan usulan Departemen Kehutanan untuk membeli helikopter buatan Rusia pada 2009 untuk meredam sorotan LSM yang menilai tidak efisien dan kurang bermanfaat. "Usulan Dephut untuk membeli helikopter itu semula kami anggap cukup rasional dan sangat bermanfaat untuk memantau kerusakan dan patroli hutan, namun terakhir batal akibat sorotan dan kecaman berbagai LSM," kata anggota Komisi IV DPR Ismail Tajuddin di Jambi, Rabu. Ismail Tajuddin yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPR itu menjelaskan, helikopter buatan Rusia itu cukup canggih bisa dimanfaatkan untuk pemadaman kebakaran hutan. "Komisi IV sudah melihat dan mengetahui manfaat helikopter ketika perusahaan Rusia itu mensosialisasikannya," ujarnya. Departemen Kehutanan selama ini ketika memantau kerusakan hutan, kebakaran hutan, dan pembalakan liar dari udara menyewa helikopter cukup mahal, sehingga dinilai tidak efisien. "Sebenarnya alasan Dephut mengusulkan pembelian helikopter itu cukup masuk akal untuk efisiensi pengeluaran anggaran dana, namun berbagai kritik dan sudut pandang yang berbeda dari LSM akhirnya kami membatalkan," katanya menambahkan. Untuk membangun kembali kerusakan hutan Indonesia yang cukup parah membutuhkan biaya yang amat mahal, namun pemerintah pusat dan DPR secara bertahap akan terus meningkatkan anggaran Dephut seperti pada 2009 dialokasikan untuk departemen itu sebesar Rp17 triliun. Ia mengakui, persoalan kehutanan di Indonesia cukup berat, apalagi sorotan internasional terhadap kerusakan hutan Indonesia membuat pemerintah terus melakukan penertiban dan menghukum berat pelaku pembalakan dan perambahan liar.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009