Lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir malah lebih efektif
Palembang (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Palembang mengingatkan warga tidak meracik sendiri cairan pembersih tangan atau hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol, karena khawatirkan cairan yang dihasilkan tidak berdampak pada pencegahan Virus Corona baru atau COVID-19.

Kepala BPOM Kota Palembang Arofah Nurfahmi di Palembang, Kamis, mengatakan prosedur pembuatan hand sanitizer untuk mencegah penyebaran COVID-19 sudah diatur agar sesuai dengan standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

“Imbauan ini kami sampaikan karena saat ini marak pembuatan hand sanitizer di kalangan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan terhindar dari wabah Virus Corona,” kata dia.

Baca juga: Pakar: Jangan berlebihan cuci tangan pakai disinfektan

Maraknya pembuatan hand sanitizer ini ditengarai karena langkanya produk tersebut di pasaran, bahkan bahan baku alkohol juga turut langka.

“Yang ditakutkan adalah takarannya tidak tepat sasaran jika buat sendiri,” kata Arofah.

Ia menjelaskan takaran yang sudah menjadi standar pembuatan hand sanitizer sesuai arahan WHO yakni alkohol 833 cc untuk etanol 96 persen, hidrogen peroksida (H202) 3 persen 41,7 cc dan 14,5 cc gliserol.

Baca juga: Sikapi kelangkaan cairan pembersih tangan, UMM produksi secara masal

"Adanya gliserol untuk melembabkan kulit. Bahan ini banyak dipergunakan produk kecantikan,” kata dia.

Selain itu setelah hand sanitizer dibuat pun belum bisa langsung dipergunakan karena harus didiamkan terlebih dahulu untuk memastikan benar-benar steril.

"Makanya kita tidak anjurkan masyarakat untuk membuat hand sanitizer sendiri. Lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir malah lebih efektif," jelas dia.

Baca juga: SMKN 1 Garut produksi "hand sanitizer" sendiri untuk cegah corona




 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020