Karachi (ANTARA News/AFP) - Serangan gaya-komando spektakuler di sebuah sekolah latihan polisi Pakistan dan gelombang serangan bunuh diri telah mengungkap kenyataan mengenai pasukan yang kekurangan uang yang dengan sedih tak mampu memerangi gerilyawan, kata beberapa pakar.

Kebanyakan aparat kurang terlatih, kurang pendidikan dan dibayar rendah -- gaji polisi tetap hanya 100 dolar sebulan dan keluarganya dibayar 6.000 dolar jika ia tewas saat bertugas.

Mereka juga kurang diperlengkapi, kurang sumber daya bahkan untuk hal yang di banyak negara akan dianggap sebagai pekerjaan polisi dasar.

"Polisi kami memiliki sumber yang sangat tidak mencukupi untuk memerangi terorisme," Sharfuddin Menon, yang memimpin Komite Penghubung Warga-Polisi, lembaga anti-kejahatan milik pemerintah, belum lama ini mengakui.

Pasukan keamanan, regu elit, militer dan polisi membutuhan hampir delapan jam Senin untuk menyergap kelompok penyerang yang menyerang sebuah sekolah pelatihan polisi dekat kota Lahore di Pakistan timur.

Delapan calon polisi tewas dalam tembak-menembak sengit, menyoroti bahaya khususnya yang pasukan keamanan hadapi.

Jumlah pasukan polisi reguler Pakistan 383.000 personil, menurut hitungan Biro Polisi Nasional, sementara penduduk berjumlah lebih dari 160 juta orang.

Negara itu telah ditempa oleh kekerasan esktrimis yang dipersalahkan pada gerilyawan terkait Taliban dan al Qaida, ledakan bunuh diri dan ledakan bom yang telah menewaskan hampir 1.700 orang dalam dua tahun terakhir.

Polisi merupakan sasaran favorit. Biro polisi mengatakan jumlah serangan terhadap pejabat (polisi) meningkat dari 113 pada 2005 menjadi 1.820 pada 2007.

Jumat lalu seorang pembom bunuh diri menyerang sebuah masjid yang penuh sesak di kota Jamrud di Pakistan baratlaut yang jemaah utamanya adalah polisi dan paramiliter suku, menewaskan sekitar 50 orang.

Seorang pejabat penting polisi di Provinsi North West Frontier mengatakan bahkan gerilyawan Islam dibayar lebih baik. "Teroris membayar 15.000 rupe (187 dolar) pada setiap tentara mereka dan membayar keluarga pembom bunuh diri tiga kali lipat dari jumlah yang diperoleh keluarga polisi," kata pejabat itu tanpa menyebut nama.

Namun polisi secara teknologi kekurangan sumber yang militer atau badan intelijen sering perlu minta, bahkan untuk melacak paggilan telpon mobile.

"Inilah minimal keperluan bagi polisi," Menon mengatakan. "Mereka kekurangan dukungan teknologi yang memadai, keahlian teknik dan pelatihan profesional."

Polisi memperkirakan mereka membutuhkan sedikitnya t3 laboratorium forensik di seluruh negeri itu, tapi sekarang ini hanya memiliki enam.

Presiden Asif Ali Zardari mengatakan pada parlemen pekan lalu bahwa Pakistan telah membentuk pasukam kepolisian khusus untuk memerangi teror, negara itu menghadapi "tantangan keamanan yang perlu diatasi dengan mendesak".

Ia mengatakan bahwa dengan bantuan teman-teman Pakistan, pemerintah akan menambah 20.000 polisi tambahan di setiap provinsi dengan peralatan dan paket gaji khusus.

Kelompok teman Pakistan itu termasuk China, negara-negara Barat dan Arab serta didukung oleh PBB.

Seperti tentara militer dan para militer Pakistan, kurangnya uang yang tersedia telah diidentifikasi sebagai persoalan penting bagi polisi.

Empat bulan lalu, Dana Moneter Internasional menyetujui dana bantuan siapsiaga 7,6 miliar dolar pada lima tahun ke depan untuk menghentikan Pakistan tidak dapa membayar utangnya.

Pakistan berpegang pada garis hidup 7,5 miliar dolar bantuan dalam lima tahun ke depan yang mana Presiden AS Barack Obama telah mendesak Kongres untuk menyetujuinya, tapi masih belum jelas apa syarat yang melekat pada uang itu.

Mendagri Rehman malik mengatakan bahwa pada puncak teknologi yang lebih baik, ada kebutuhan mendesak pada polisi yang trampil, mampu menangkap bakal pembom bunuh diri dan menghancurkan rencana teror sebelum rencana itu terlaksana.

Menon mengatakan polisi sebaiknya menginvestasikan untuk kamera keamanan di dalam dan luar semua instalasi penting, tempat dan jalan utama yang sensitif, meskipun itu akan minta uang Pakistan yang baru dapat diadakan.

Menteri Informasi Qamar Zaman Kaira mengatakan Islamabad telah minta bantuan dari donor internasional untuk membiayai peningkatan pasukan polisi itu. "Kami tegas untuk mendapatkan polisi yang modern dan dipersenjatai dengan baik," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009