Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan roket menewaskan sedikitnya lima polisi dan mencederai dua orang di kawasan bergolak Pakistan baratlaut, Rabu, kata sejumlah pejabat.

Serangan itu terjadi di Upper Dir, sebuah kota dekat daerah perbukitan indah Lembah Swat, dimana pemerintah menandatangani sebuah perjanjian kontroversial dengan kelompok muslim garis keras mengenai pemberlakuan hukum Islam dua bulan lalu dalam upaya mengakhiri kekerasan mematikan.

"Sebuah roket yang ditembakkan dari tempat yang tidak diketahui di daerah Upper Dir, Jatkot, menewaskan lima polisi dan mencederai dua orang," kata pejabat kepolisian setempat Asghar Hussain kepada AFP.

Seorang pejabat tinggi pemerintah daerah, Mohammad Javed Khan, juga mengkonfirmasi serangan itu.

Tidak ada penjelasan terinci lebih lanjut yang bisa diperoleh dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

Swat, yang dulu tempat tujuan wisata bagi warga Pakistan dan turis asing, dilanda kekacauan dalam beberapa bulan ini dengan bentrokan-bentrokan antara pasukan keamanan dan kelompok militan yang setia pada ulama garis keras Maulana Fazlullah, yang ingin memberlakukan hukum Islam yang ketat di daerah tersebut. Ulama itu disebut-sebut memiliki hubungan dengan Taliban Pakistan.

Serangan-serangan gerilyawan di Pakistan, negara sekutu AS, telah menewaskan hampir 1.700 orang di berbagai penjuru negara itu sejak pasukan pemerintah mengepung orang-orang bersenjata yang bersembunyi di dalam sebuah masjid di Islamabad pada Juli 2007.

Sebagian besar kekerasan itu terjadi di kawasan Pakistan baratlaut, dimana pasukan terlibat dalam pertempuran dengan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda.

Juga Rabu, sebuah pesawat tak berawak yang diduga milik AS menembakkan dua rudal ke sebuah lokasi yang diyakini sebagai pusat pelatihan Taliban dan Al-Qaeda di Pakistan banratlaut, menewaskan 12 militan, kata beberapa pejabat keamanan.

Serangan itu merupakan yang pertama dilakukan pesawat tak berawak sejak Presiden AS Barack Obama pekan lalu mengumumkan sebuah strategi baru yang dirancang untuk memerangi militan muslim yang bersembunyi di Pakistan dan negara tetangganya, Afghanistan.

Insiden-insiden itu terjadi sehari setelah pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap sebuah akademi kepolisian di dekat Lahore yang dilakukan sebagai pembalasan atas serangan-serangan rudal.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pemimpin Al-Qaeda di Pakistan dan deputinya tewas pada 1 Januari dalam serangan udara yang diduga dilakukan pesawat tak berawak AS di Waziristan Selatan, menurut sejumlah pejabat keamanan setempat.

Para pejabat yakin bahwa Usama al-Kini, yang disebut-sebut sebagai pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, mendalangi serangan bom truk terhadap Hotel Marriott di Islamabad pada September lalu, dan memiliki hubungan dengan serangan-serangan bom pada 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Afrika.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan.

Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009