Jakarta (ANTARA News) - Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belgia dan Luxemburg Sabana Kartasasmita meninggal dunia pada Jumat pukul 02.15 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, dalam usia 76 tahun karena sakit.

Sabana yang juga kakak kandung Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ginandjar Kartasasmita meninggalkan satu istri, tiga anak dan satu menantu.

Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl Bangau Raya No 17 Pondok Labu, Jakarta. Ba'da shalat Jumat, jenazah diberangkatkan ke Kota Banjar, Jawa Barat, untuk dimakamkan di Pemakaman Keluarga di Galuh Batugajah, Kota Banjar.

Saat menjadi Dubes di Belgia dan Luxemburg, salah satu prestasi Sabana adalah mengembangkan gaya diplomasi melalui kesenian. Hidupnya kesenian Bali di Belgia sejak tahun 1995 tak lepas dari misi Sabana.

Sabana, saat itu, meminta bantuan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar (sekarang Institut Seni Indonesia atau ISI) untuk mengirim pengajar gamelan ke Belgia.

ISI Denpasar menugaskan I Made Agus Wardana tahun 1996. Made sapaan I Made Agus Wardana kemudian menjadi staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Belgia dan Luxemburg.

Saat ini, perkembangan kesenian Bali di negara tersebut luar biasa. Sanggar tari dan musik KBRI di Brussels selalu dipenuhi warga negara Belgia. Mereka bersemangat belajar menari dan menabuh gamelan Bali.

Penghargaan/tanda jasa yang diperoleh Sabana adalah Piagam Satya Bakti Timah (25 tahun) dan Satyalancana Wira Karya.

Sabana juga aktif menulis masalah perusahaan/ekonomi/ moneter/manajemen. Beberapa karyanya, antara lain, "Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Pembangunan" terbitan Kantor Menteri Negara Riset Teknologi (1981) dan "Kecenderungan dan Globalisasi Ekonomi"dalam Jurnal Analisis Center for Strategic and International Studies (CSIS) (1991).

Selain itu "East Timor: The Quest for A Solution Crescent" terbitan Design Associate, Singapura (1998).

Sabana dilahirkan di Ciamis pada 25 Desember 1932, Sabana anak sulung dari sepuluh bersaudara kandung pasangan Husen Kartasasmita-Ratjih Natawidjaja. Sedangkan Ginandjar adalah anak keempat dari pasangan ini.

Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) bagian C di Bandung (1951), Sabana sempat mengikuti Tingkat Persiapan I Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Jakarta (1953).

Ia meraih sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Vrye Universiteit, Amsterdam (1956), Dipl-Kfm (Diplom-Kaufmann) di Wirtschaft und Sozialwissenschaftl iche Fakultaet der Universitaet Keuln, Jerman (1958).

Gelar Dr rer pol (Doktor rerum politicarum) diraih di Wirtschaft und Sozialwissenschaftl iche Fakultaet der Universitaet Keuln, Jerman (1961).

Sabana pernah bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) sejak tahun 1960 selama 40 tahun. Terakhir, sebagai komisaris sejak tahun 1999 dengan direktur utamanya Robby Djohan.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009