Tokyo (ANTARA News) - Jepang menginginkan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengeluarkan sanksi baru kepada Korea Utara (Korut) sehubungan peluncuran roket pembawa satelitnya ke orbit pada Minggu pagi, karena dinilai mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.

Demikian Pernyataan Menlu Jepang Hirofumi Nakasone di Tokyo, Minggu, usai melakukan pembicaraan telepon dengan koleganya Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Korsel Yu Myung-hwan.

Dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Nakasone mengemukakan tindakan Korut yang meluncurkan roketnya tidak bisa ditoleransi dan tidak sejalan dengan resolusi DK PBB, termasuk juga dalam deklarasi bersama yang diperoleh melalui Pembicaran Enam Negara atau Six Party-talks.

"Lebih dari itu, tindakan Korut menjadi bertentangan dengan upaya-upaya yang tengah dilakukan selama ini untuk memelihara perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur," kata Nakasone.

Menanggapi hal itu, Menteri Yu Myung-hwan juga menyatakan kebijakan yang telah diambil Korsel untuk mendukungan Jepang di PBB. Kebijakan Jepang sejalan dengan politik luar negeri Korsel.

"Penting (bagi dunia) untuk memberikan pesan yang tegas kepada Korut, dan Korsel akan bekerjasama dengan Jepang dalam hal ini," kata Menlu dan Perdagangan Korsel itu.

Sementara itu, Jepang menyatakan bahwa pihaknya telah memenangkan dukungan solidaritas dari dunia internasional dalam upayanya mendesak PBB mengeluarkan sanksi baru terhadap Korea Utara (Korut). Korut dinilai "sukses" meluncurkan roket pembawa satelitnya ke orbit yang melintasi wilayah udara Jepang.

Selain AS dan Korsel, dukungan bagi Jepang datang dari Eropa seperti Perancis dan juga Asia, yang diperlihatkan secara tegas oleh Singapura.

"Jepang menilai perlunya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi baru," kata Nakasone seperti di kutip Kyodo.

Namun demikian, upaya tersebut tidak mendapat dukungan dari China (salah satu pemegang hak veto di DK PBB). Negeri tirai bambu itu malahan meminta untuk bersikap tenang, walau memahami persoalan yang tengah diributkan Jepang.

Nakasone menyebutkan, sikap China itu masih senada dengan Rusia, walau Moskow lebih bersikap kooperatif. Jepang bersama Korsel dan Amerika Serikat akan terus berupaya memperoleh dukungan dari kedua negara tersebut.

Dalam percakapan telepon dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, Moskow menyatakan keprihatinannya dan memita Korut untuk menahan diri. Rusia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dalam mencari konsensus di PBB.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009