Abu Dhabi (ANTARA News) - Indonesia memiliki sebanyak 50 jenis produk yang layak dipasarkan di Persatuan Emirat Arab (PEA), 10 di antaranya merupakan produk utama ekspornya ke negara di kawasan Teluk itu, kata Duta Besar RI untuk PEA M Wahid Supriyadi di Abu Dhabi, Minggu.

"Kami sedang rintis sejumlah produk untuk dipasarkan PEA bekerja sama dengan Lulu Hypermarket," kata Supriyadi dalam perbincangan dengan wartawan Indonesia termasuk di dalamnya wartawan ANTARA Mohammad Anthoni.

Menurut Dubes Supriyadi, Lulu Hypermarket milik pengusaha keturunan India Mahendra Patel memiliki 74 cabang, 43 di antaranya di PEA. Produk-produk yang diimpor dari berbagai negara termasuk Indonesia di Asia misalnya direekspor ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.

Bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI, Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Dubai dan Lulu Hypermaket, Kedubes RI akan menyelenggarakan "Indonesian Festival" selama 12 hari serentak di suluruh cabang Lulu Hypermaket di PEA.

"Berbagai produk seperti makanan dan buah-buahan serta pertunjukan budaya Indonesia akan dipamerkan di sana," tambah Supriyadi yang telah bertugas di PEA selama 11 bulan.

Menteri Perdagangan Mari E Pangestu dijadwalkan membuka festival itu dalam lawatan sehari di PEA.

Data yang diperoleh dari Kedubes RI di Abu Dhabi, Indonesia selama ini mengekspor 10 produk utama ke PEA terdiri atas perhiasan, tekstil dan produk kulit, kabel dan peralatan listrik, ban kendaraan termasuk karet, kendaraan bermotor, kertas dan produk kertas, besi baja, cokelat, kayu lapis dan sabun.

Ekspor perhiasan berada di peringkat pertama senilai 305,07 juta dolar tahun 2008, atau naik 78,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya (170,6 juta dolar), disusul tekstil dan produk tekstil senilai 183,11 juta dolar tahun 2008, atau naik 6,27 persen dari tahun sebelumnya (194,6 juta dolar), dan kabel dan peralatan listrik senilai 151,48 juta dolar pada tahun 2008, naik 29, 24 persen dari tahun sebelumnya (117,2 juta dolar).

Produk potensial yang diekspor Indonesia ke PEA antara lain kulit dan produk kulit, perhiasan, alat-alat kesehatan, alat tulis bukan kertas, rempah-rempah dan minyak "essentials".

Dalam neraca perdagangan bilateral, Indonesia mengalami surplus sebesar 1,12 miliar dolar AS. Impor Indonesia dari negara Teluk itu tercatat meningkat 174,29 persen: non-migas senilai 290 juta dolar atau meningkat 145,81 persen dan migas (231 juta dolar) atau meningkat 221,01 persen dibandingkan tahun 2007.

Ekspor non-migas Indonesia mencapai 1,64 miliar dolar atau meningkat 23,59 persen dan migas nihil.

Selama tahun 2008, PEA melakukan impor dari 173 negara di dunia dengan nilai 155,59 miliar dolar atau meningkat 48,28 persen dari tahun 2007.

"Indonesia berada di urutan 19 sebagai negara pemasok utama ke negara ini tahun 2008 di bawah Malaysia, Thailand dan Singapura," kata Dubes Supriyadi.

Ia mengatakan promosi produk-produk Indonesia relatif masih kurang di PEA dan perlu digalakkan salah satunya lewat forum "Indonesian Festival".

Mantan Konjen RI di Melbourne itu juga mengharapkan para pengusaha Indonesia turut serta dalam berbagai pameran di Dubai atau Abu Dhabi yang diselenggarakan reguler setiap tahun untuk mempromosikan produk-produk Indonesia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009