Aljir (ANTARA News) - Negara-negara produsen minyak menerapkan kuota produksi "dengan memuaskan", kata menteri energi Aljazair akhir pekan lalu dan mengemukakan bahwa harga kemungkinan kembali di antara 50 dan 55 dolar AS per barel.

Penghargaan terhadap kuota oleh anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) "telah membuatnya mungkin untuk menstabilkan harga minyak mentah di pasar internasional," kata Chakib Khelil kepada wartawan di Biskra, Aljazair tenggara, demikian menurut kantor berita APS seperti dilaporkan AFP.

Terjadinya krisis ekonomi global bakal "menyulitkan" untuk meningkatkan harga karena jatuhnya permintaan dunia. Namun sistem saat ini dapat "mengembalikan pada 50 hingga 55 dolar per barel."

Pada Maret OPEC, yang memproduksi 40 persen dari minyak dunia menetapkan batas produksi sebanyak 24,84 juta barel per hari. Sejak September organisasi itu telah memangkas produksi sebesar 4,2 juta barel per hari untuk menghentikan harga agar tidak jatuh lebih jauh.

Pada Juni 2008 satu barel dihargai hampir 150 dolar AS namun pada Desember harga anjlok hingga 32,4 dolar AS. Sejauh ini pada tahun ini harga berfluktuasi antara 40 dan 50 dolar AS.

OPEC berpendapat bahwa 75 dolar AS merupakan harga di mana investasi dalam eksplorasi dan produksi menjadi menguntungkan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009