Surabaya (ANTARA News) - Koleksi satwa langka komodo Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur, kemungkinan akan bertambah 45 ekor karena dari 52 telur komodo yang ditetaskan, 45 di antaranya diperkirakan akan menetas dengan baik.

"KBS memiliki 52 telur komodo yang mulai menetas sejak 5 Maret lalu, yang gagal menetas ada tujuh telur. Saat ini yang sudah menetas 33 telur, tinggal 12 telur yang belum," kata Kasi Humas KBS Agus Supangkat di Surabaya, Senin.

KBS menetaskan telur-telur komodo itu menggunakan inkubator karena bila ditetaskan secara alami di kandang, dikhawatirkan justru akan dimangsa induknya atau terlepas dari kandang dengan cara memanjat pohon.

"Sampai umur satu tahun komodo kecil itu kami rawat di dalam box (kotak) khusus dan setelah itu dilepas untuk bergabung dengan komodo lainnya. Kalau masih kecil juga sering naik ke pohon sehingga rawan lepas. Makanya di kandang komodo itu banyak pohon yang dilapisi seng agar licin dan tidak dinaiki," katanya.

Pada 2008, katanya, KBS juga berhasil menetaskan 18 telur sehingga jumlah komodo koleksinya sekarang 67 ekor, termasuk tiga induknya. Jika ke-12 telur yang tersisa berhasil menetas, maka jumlahnya mencapai 79 ekor.

"Semua akan kami rawat dengan baik karena komodo termasuk jenis satwa sangat langka dan dilindungi. Komodo itu adalah milik negara sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh negara akan kami berikan. Misalnya untuk pertukaran atau disumbangkan ke kebun binatang lain," katanya.

Agus mengemukakan, bayi-bayi komodo itu saat ini dalam perawatan intensif dengan menu makanan berupa kuning telur ayam dan cacahan daging kanguru. Setelah umur satu bulan, hanya diberi daging kanguru yang dicacah dengan bentuk lebih besar.

"Kami mendapatkan daging kanguru impor karena harganya lebih murah, namun kandungan gizi dan zat besinya sama dengan daging sapi. Daging kanguru impor hanya Rp30 ribu per kilogram, sedangkan daging sapi sekitar Rp50 ribu," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009