Bangkok (ANTARA News/Reuters) - Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Rabu, menyatakan Pertemuan Asia (Asian Summit) akan dilangsungkan sesuai rencana di Thailand minggu ini.

Ikrar ini diucapkan Abhisit di tengah suasana Bangkok yang disemuti demonstran yang berkumpul di beberapa sudut kota itu untuk menggelar unjukrasa demi menurunkan Abhisit.

Para pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang digulingkan oleh kudeta militer pada 2006, berkerumun setidaknya di tiga tempat di ibukota Thailand itu, dengan pusatnya di Kantor (PM) Abhisit di Gedung Pemerintahan yang mereka kepung sejak 26 Maret.

Abhisit menghindari semua konfrontasi dengan demonstran dan menggunakan pola yang sama begitu Front Bersatu untuk Demokrasi anti Kediktaturan (UDD) menggelar para demonstran ke Bangkok.

"Ada sekelompok orang yang ingin menciptakan kekacauan, tetapi pemerintah akan berbuat apa saja untuk menghadapi mereka," katanya dalam wawancara dengan televisi Channel 3.

"Jika terjadi kerusuhan, kami akan berbuat sesuatu. Saya dapat menegaskan bahwa tidak akan ada pemulaian kekerasan dari pihak pemerintah."

Selasa kemarin kendaraan Abhisit diserang para pendukung Thaksisn yang mengenakan pakaian serba merah, setelah PM Thai ini menghadiri rapat kabinet di resort di Pattaya yang akan menjadi tempat berlangsungnya pertemuan negara-negara ASEAN dan negara-negara Asia mulai Jumat nanti.

Abhisit menandaskan tidak ada ancaman terhadap jalannya Asian Summit.

"Tidak akan ada hal seperti menimpa iring-iringan kendaraan pemerintahan saya...Setiap titik akan dijaga ketat. Mengenai kekacauan kemarin, itu terjadi karena saya ingin bepergian secara normal tanpa mengganggu orang," katanya kepada sang pewawancara Channel 3.

UDD menuduh Abhisit sebagai bidaknya tentara dan tentara telah merekayasa pemilihan Abhisit sebagai perdana menteri lewat parlemen Desember lalu dengan bantuan para pengkhianat yang dulu pendukung pemerintahan Thaksin.

Kelompok demonstran ini memperkirakan sekitar 300 ribu orang akan bergabung dalam unjuk rasa di sekitar Gedung Pemerintah.

Fokus unjuk rasa lainnya adalah wilayah dekat kediaman Prem Tinsulanonda, kepala penasihat Raja Bhumibol Adulyadej.

Thaksin menuduh Prem berperan aktif dalam kudeta 2006 yang telah menyingkirkannya, satu tuduhan yang dibantah keras oleh mantan panglima angkatan bersenjata dan mantan perdana menteri itu.

Abhisit menyampaikan satu pernyataan yang disiarkan televisi Senin malam lalu yang mengingatkan pemerintahannya tak akan menggunakan cara-cara keras demi menghindari konfrontasi berdarah antara polisi dan demonstran.

Abhisit menjauhi kantornya selama dua minggu terakhir, sebagian karena dia harus berada di London untuk mewakili ASEAN dalam KTT G-20.

Thaksin sendiri tinggal di pengasingan di mana tahun lalu didakwa karena kasus konflik kepentingan.

Pengasinganya ini tak mengakhiri gejolak politik yang telah berlangsung lama dimana pihak Kerajaan, militer dan elite bisnis yang menuduh Thaksin dan sekutunya berbuat korupsi dan menyalahgunakan kekuasaan, berseberangan dengan kaum miskin kota dan pedesaan yang menyukai kebijakan populis Thaksin. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009