Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan rudal yang diduga milik AS menewaskan tiga militan dan mencederai empat orang di sebuah daerah suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, Rabu, kata sejumlah pejabat keamanan.

"Pesawat-pesawat tak berawak semula terbang di atas pegunungan sekitar Gangi Khel, dimana Taliban memiliki sejumlah posisi. Ada sejumlah tembakan darat ke arah salah satu pesawat itu dan mereka meninggalkan daerah tersebut," kata seorang pejabat keamanan yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Gangi Khel adalah sebuah desa yang terletak sekitar lima kilometer sebelah barat Wana, kota utama di kawasan semi-otonomi Waziristan Selatan.

"Pesawat-pesawat tak berawak melepaskan tembakan setelah beberapa waktu dan menghantam sebuah kendaraan yang diparkir di dekat sejumlah pertokoan. Tiga orang tewas dalam serangan itu. Empat orang lagi terluka -- mereka penjaga toko atau penduduk lokal," kata pejabat itu.

Dua pejabat keamanan menyebut ketiga korban tewas itu sebagai militan. Mereka sebelumnya mengatakan bahwa dua orang tewas dalam serangan tersebut.

Belum jelas apakah ada sasaran tingkat tinggi yang tewas dalam serangan itu.

Serangan Rabu itu terjadi sehari setelah Pakistan mengatakan kepada utusan AS yang berkunjung bahwa serangan-serangan pesawat tak berawak telah mengobarkan ekstrimisme di negara yang bersenjata nuklir itu dan mengguratkan "garis merah" dalam kerja sama antara Islamabad dan Washington dalam perang melawan terorisme.

Lebih dari 35 serangan rudal menewaskan 350 orang sejak Agustus 2008, yang meningkatkan permusuhan kelompok garis keras terhadap AS dan pemerintah di Pakistan, dimana lebih dari 1.700 orang tewas dalam serangan-serangan bom militan dalam dua tahun ini.

Militer Amerika, sesuai dengan kebijakan, tidak mau mengkonfirmasi serangan-serangan pesawat tanpa awak itu, namun pasukannya dan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang beroperasi di Afghanistan merupakan satu-satunya kekuatan yang menggunakan pesawat tak berawak di daerah tersebut.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pemimpin Al-Qaeda di Pakistan dan deputinya tewas pada 1 Januari dalam serangan udara yang diduga dilakukan pesawat tak berawak AS di Waziristan Selatan, menurut sejumlah pejabat keamanan setempat.

Para pejabat yakin bahwa Usama al-Kini, yang disebut-sebut sebagai pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, mendalangi serangan bom truk terhadap Hotel Marriott di Islamabad pada September lalu, dan memiliki hubungan dengan serangan-serangan bom pada 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Afrika.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan.

Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009